Burj Al Arab (Photo credit: Frank Kehren) |
Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah mencela ghofllah (lalai) ini serta memperingatan supaya
tidak terjatuh di dalam golongan orang-orang yang lalai, demikian pula Allah
Ta'ala juga telah memperingatkan NabiNya agar tidak termasuk diantara mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَٱذۡكُر
رَّبَّكَ فِي نَفۡسِكَ تَضَرُّعٗا وَخِيفَةٗ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ وَلَا
تَكُن مِّنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ ٢٠٥} [الأعراف:
205]
"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu
dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di
waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang
lalai". QS al-A'raaf: 205.
Kemasa bodohan lemahnya daya kritis adalah
otokritik kita memperingati sumpah pemuda 28 oktober 2013. Begitu banyaknya PR
kita melihat permasalahan kebangsaan dari segala aspek-aspek yang paling
hakiki. Disinilah kita mengantisipasi dan pencegahan sejak dini. Adapun penulis
muat kembali dari Muhammad
bin Sholeh al-Munajid yakni :
- Ingin cepat-cepat melepaskan lelah (tidak mau gerak), santai.
Kebanyakan
yang diinginkan oleh manusia dan yang banyak terjadi pada manusia pada zaman
ini adalah terburu-burunya mereka untuk meletakkan badan (tidak mau gerak,
ingin santai terus menerus) dan terlalu memanjakan
badan mereka baik pada waktu siang maupun malam harinya, inilah kebiasaan yang
biasa dilakukan dalam keseharian mereka. Sehingga mereka tidak tahu bahwa
santainya badan yang mereka cari akan menyebabkan kerugian bahkan kelelahan
(hati) tanpa mereka sadari. Maka sesungguhnya santai dengan sambil memanjakan
badan yang hakiki hanya ada pada kelelahan diri dengan mengerjakan fadhail
amalan-amalan yang akan menambah kekautan Imaniyah serta menerapkan serta
mengamalkan akhlak-akhlak Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sebagaimana
yang dikatakan oleh seorang penyair:
يا متعب الجسم كم تسعى
لراحته أتعبت جسمك فيما فيه
خسران
أقبل على الروح واستكمل
فضائلها فأنت بالروح لا بالجسم إنسان
Wahai orang yang letih untuk memanjakan
diri
Engkau telah memanjakannya dengan
kerugianmu
Lihatlah rohmu dan sempurnakan dengan kemuliaannya
Sesungguhnya nilai manusia ada pada rohmu
bukan dengan badanmu
- Bersemangat (yang berlebihan) untuk menggapai kelezatan dunia.
Seorang penyair
mengatakan:
نهَاَرُكَ يَا مَغْرُورُ سَهْوٌ وَغَفْلَةٌ
وَلَيْلُكَ نَوْمٌ وَالرَّدَى لَكَ لَازِمُ
وَتَتْعَبُ
فِيمَا سَوْفَ تَكرَهُ
غِبَّهُ
كَذَلِكَ
فِي الدُّنْيَا
تَعِيشُ البَهَائِمُ
Wahai diri yang
telah tertipu, harimu hanya diisi dengan kelalaian
Sedangkan
malammu hanya diisi dengan tidur panjang
Kamupun merasa
letih, dan itu kamu benci ketika tidak mendapatkannya
Mereka
begitu bersemangat untuk bisa mendapatkan kelezatan dunia dengan segala macam
bentuk dan jenisnya. Dan selalu berusaha agar mendapatkannya sampai-sampai
hatinya mati (tidak bisa merasakan iman) dan lalai dari mengingat Allah Ta'ala
dan pertemuanNya nanti pada hari kiamat sebagaimana yang telah Allah janjikan
kepada makhlukNya.
- Hilangnya perasaan bersalah ketika melakukan perbuatan maksiat dan
dosa.
Pada hakekatnya
orang-orang yang telah terjatuh dalam kelalaian sesungguhnya mereka telah mati
perasaan dan hilangnya rasa bersalah bilamana mereka melakukan perbuatan dosa,
dan ini kebanyakan yang terjadi dikalangan mereka orang-orang yang lalai,
bahkan sampai ada di antara mereka yang beranggapan masih dalam kebaikan yang
berkecukupan tidak merasa terkurangi sedikitpun, kemudian mereka dikejutkan
ketika dibuka tabir penutup dosa pada hari perhitungan nanti.
أما والله لو علم الأنام لما * خلقوا لما
غفلوا وناموا
لقد خلقوا لما لو أبصرته * عيون قلوبهم تاهوا وهاموا
ممات ثم قبر ثم حشر * وتوبيخ وأهوال عظام
Duhai kalau sekiranya manusia mengetahui
kenapa mereka
diciptakan, tentu mereka tidak akan lalai
Mereka
diciptakan, kalau mau merenunginya
Dengan mata hati
tidaklah mereka menyia-yiakan
Adanya kematian,
kubur lalu di giring ke padang masyhar
Membawa kehinaan
dengan tulang yang berserakan
- Mengikuti hawa nafsu.
Sesungguhnya
mengikuti hawa nafsu akan mengantarkan kepada kelalain, lalai kepada Allah Azza
wa jalla dan kampung akhirat. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَأَمَّا
مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ٤٠ فَإِنَّ
ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ} [النازعات:
40، 41]
"Dan Adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya)". QS an-Nazi'at: 40-41.
Dan
Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjadikan para pengekor hawa nafsu
sebagai penentang kebenaran, dan dimasukan kedalam golongan orang-orang yang
menentang kebenaran, hal itu sebagaimana yang difirmankan dalam firmanNya:
قال الله تعالى: {يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ
عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ
شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦} [ص: 26]
"Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan". QS Shaad: 26.
- Sibuk dengan pekerjaanya.
Tidak
diragukan lagi bahwa seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga maka ia
diperintahkan supaya mau bekerja dan mencari rizki yang halal untuk
keluarganya, baik bekerjanya itu dengan
cara berdagang atau yang lainnya, hal itu bertujuan guna mencukupi kebutuhan
hidup dirinya, keluarganya serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Akan tetapi suatu
kesalahan yang sangat fatal apabila pekerjaan ini berubah atau berdagangnya
tersebut berubah menjadi sebab dari sebab-sebab kelengahan dirinya dari
mengingat Allah Ta'ala dan negeri akhirat. Sehingga pekerjaannya menjadi tujuan
utama yang menyibukan dirinya, lalai akan Allah Azza wa jalla.
Sedangkan
orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah
bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Subahanhu wa ta'ala dengan sebab
perdagangan dan pekerjaan. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {فِي
بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا
بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ ٣٦ رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا بَيۡعٌ عَن
ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ
٣٧} [النور: 36، 37]
"Bertasbih
kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang". QS an-Nuur: 36-37.
- Permainan dan olah raga.
Ini
adalah salah satu penyebab terbesar dari lalainya seseorang oleh karena itu
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan agar tidak tenggelam
didalam permainan yang mana sudah ada pada zamannya, dan beliau jelaskan bahwa
hal tersebut adalah penyebab dari kelalaian.
Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Barangsiapa yang tinggal dipegunungan maka (sikapnya)
menjadi keras (tidak paham sopan santun.pent), siapa yang mengikuti (sibuk)
dengan hewan buruan maka dia (akan) lalai, dan barangsiapa yang senang
mendatangi pintu penguasa (suka menjilat) maka dia akan terkena
fitnah". HR Abu Dawud no: 2859 di shahihkan oleh al-Albani.
Al-Hafidhz Ibnu
Hajar mengatakan: "Dalam hadits ada kemungkinan (maksudnya) adalah bagi
orang yang terbiasa (sehari-harinya) melakukan hal tersebut sehingga dia
tersibukkan dari perbuatan yang lain dari kewajiban dan amalan-amalan keagamaan
lainnya".[2]
- Ingin menghibur diri dan
gaya hidup yang mewah.
Pada zaman sekarang
gaya hidup yang mewah serta keinginan untuk selalu menyenangkan diri dapat
terwujud dengan banyaknya tempat-tempat untuk bertamasya dan berekreasi
yang kebanyakan dibuat dengan teknologi
yang modern dan canggih yang semua itu menjadikan manusia diatas kelalaian yang
besar.
Dan gaya hidup
mewah tersebut mencakup jalan-jalan keluar negeri, makan dilestoran yang mewah,
makan dengan segala macam jenis makanan yang ada, yang sekarang sudah menjadi
kebiasaan orang-orang mewah sehingga mereka habis waktunya hanya untuk sekedar
menghidangkan serta menikmatinya.
Lihatlah kepasar
serta supermarket bagaimana sibuknya manusia didalam mencari bahan untuk makan
sehari-hari, mereka datang untuk membeli kebutuhan bahan pokok yang diinginkan
tersebut.
- Lebih condong kedunia.
Tidak
diragukan lagi bahwa termasuk penyebab seseorang menjadi lalai adalah cintanya
ia kepada dunia dan condongnya hati kepada dunia, dikarenakan hal itu akan
mengantarkan seseorang untuk melupakan introspeksi diri, enggan untuk
mengoreksi apa yang semua telah dilakukan, menjadikan seseorang panjang
angan-angannya mengharap kesenangan dan kemewahan yang terus menerus dan
menjadikan enggan untuk bertaubat.
Kalau sekiranya ia
keluarkan dalam hatinya kecintaan kepada dunia tidaklah mungkin ia akan lalai
dari Allah Ta'ala dan kampung akhirat, dan
ia akan mengetahui bahwa dunia adalah tempat persinggahan bukan tempat
untuk tinggal yang kekal, semuanya bisa didapat ketika dia mau melepas semua
syahwatnya dan kemewahan hidup.
- Bergaul dengan orang-orang yang lalai.
Bergaul dengan
orang-orang yang lalai adalah termasuk sebab terbesar menjadikan seseorang ikut
menjadi lalai, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam al-Qur'an:
قال الله تعالى: {وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ
وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ
ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ
هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا ٢٨} [الكهف: 28]
"Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". QS al-Kahfi: 28.
Allah Ta'ala juga
berfirman:
قال الله تعالى: {وَلَا
تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمۡ أَنفُسَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡفَٰسِقُونَ ١٩} [الحشر: 19]
"Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang
fasik". QS al-Hasyr: 19.
- Terlalu banyak mengerjakan hal-hal yang mubah.
Kelalaian
bisa terjadi dengan terlalu banyak mengerjakan dan menyibukan dengan hal-hal
yang mubah karena hal tersebut akan menjadikan hati menjadi keras.
Dan perhatikanlah
keadaan manusia pada zaman sekarang, maka akan engkau dapati bahwa kebanyakan
yang menjadi kesungguhan mereka adalah pada hal-hal yang mubah yang semua itu
akan menjadikan mereka lalai dari Allah Azza wa jalla dan negeri akhirat.
Semoga kita menjaukan dari sifat sifat yang melalaikan, yang tercela, meninggalkan sesuatu karena menyepelekan masalah sederhana atau karena menolaknya karena tidak sesuai dengan selera sebagaimana
poin yang diuraikan diatas.
MedanBisnis - Nusa Dua. Wartawan senior Bambang Harimurti meminta pemerintah segera mencabut beberapa pasal dalam UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) yang dinilai mengancam kebebasan berpendapat. |
Mantan anggota Dewan Pers ini melihat UU ITE mengancam para blogger, tapi menangkan para penjudi dan makelar judi. Terbukti dengan ramainya situs judi online. "Jadi mumpung pemerintah mau dan Menteri Kominfo juga sudah berapa kali bilang mau mengoreksinya, hilangkan aja pasal-pasal di UU ITE itu. Toh sudah ada di pasal - pasal lain," ujar Bambang di sela-sela acara Internet Governance Forum (IGF), Nusa Dua, Bali, Kamis (23/10). Bambang mengatakan, pada pelaksanaan hari kemerdekaan pers sedunia 3 Mei 2014, di mana Indonesia direncanakan sebagai tuan rumah merupakan poin penting untuk mendorong pemerintah segera merevisi UU ITE. Dengan adanya pelaksanaan IGF, dan Indonesia sebagai tuan rumah, Bambang menyambut positif. "Gara-gara Indonesia jadi tuan rumah jadi kita harus kelihatan bagus. Pejabat pemerintah yang tadinya tak bersemangat jadi semangat untuk merevisi UU ITE. Terbukti secara resmi sebelum acara IGF ini berlangsung, dalam daftar resmi UU ITE, tahun depan akan direvisi," tandas Bambang. Menurutnya, UU ITE seringkali dijadikan tameng buat koruptor dan para konglomerat hitam dengan pasal pencemaran nama baik. Karenanya, dia mengecam dan mendesak segera dicabutnya UU ITE. "Seperti kasus dr Ira Simatupang, korban pelecehan seksual malah sekarang jadi tersangka dengan pasal pencemaran nama baik di dalam UU ITE," ujarnya. Ia menyebutkan, UU ITE cenderung propara penjudi. "Kalau di UU Pidana, perjudian hukumnya 8 tahun, sementara kalau UU ITE hanya 6 tahun," ujarnya. Sebelumnya, Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Eko Maryadi juga menyuarakan hal sama. Menurutnya, hingga saat ini tata kelola di Indonesia sangat tidak jelas dan bagai rimba yang lebat. Kebijakan-kebijakan terkait internet tak transparan dan sangat bernuansa penguasa. "UU ITE yang ada belum dapat menjawab kebutuhan para pihak terkait internet. Justru UU ITE malah memberangus dan mengancam para pengguna internet lewat pasal pencemaran nama baik," ujar Eko Maryadi. Untuk mengawal bisnis online yang kredibel, AJI meminta tanggung jawab Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementrian Hukum dan HAM, dan Kementerian Luar Negeri ikut mengatur bisnis internet yang berkeadilan dan reliable. Terkait keberadaan UU ITE Nomor 11 tahun 2008 AJI Indonesia meminta peraturan ini dicabut dan diganti dengan UU Tata Kelola Internet. (yayuk masitoh) |
Related articles
Sebanyak 1.931 Tenaga Honorer K2 Kemenag Kanwil Sumut Ujian CPNS 2013.waspada.co.id MEDAN – Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utaraakan melaksanakan ujian seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) bagi Tenaga Honorer Kategori II dan luncuran dari sebahagian Kategori I yang akan dilaksanakan pada hari Minggu, 3 November 2013.
Pernyataan ini diutarakan oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara (Kakanwil Kemenag Sumut), Abdul Rahim, didampingi Kasubbag Ortala dan Kepegawaian, Ansor Pohan, saat memberikan sambutan pada rapat Pelaksanaan Pengadaan CPNS Dari Tenaga Honorer K2 Kemenag di Lingkungan Kanwil Kemenagsu, Tahun Anggaran 2013.
“Ujian akan dilaksanakan di 11 lokasi yaitu, di Asrama Haji Medan, Kankemenag Kota Medan, Kankemenag Kabupaten Langkat, Kankemenag Kabupaten Deli Serdang, Kankemenag Kabupaten Simalungun, Kankemenag Kabupaten Tapanuli Utara, Kankemeneag Kabupaten Asahan, Kankemenag Kabupaten Dairi, Kankemenag Kabupaten Tapanuli Selatan, Kankemenag Kabupaten Tapanuli Tengah dan kankemenag Kabupaten Nias,” ujar Abdul Rahim.
Ia menyatakan, soal ujian CPNS 2013 Tenaga Honorer K2 Kemenag Kanwil Kemenag Sumut akan diikuti oleh 1.931 orang, dengan persyaratan, usia maksimal 46 tahun pada Januari 2006, Mempunyai masa kerja sebagai tenaga honorer paling sedikit satu tahun pada 31 Desember 2005 dan sampai sekarang masih bekerja secara terus menerus, bekerja pada instansi pemerintah, penghasilannya tidak dibiayai dari APBN untuk Kategori II, dan penghasilannya dibiayai dari APBN bagi Kategori I serta diangkat oleh pejabat yang berwenang.
Dijelaskannya, pada tanggal 3 November 2013 akan dilaksanakan Contoh Soal Ujian Tes Kemampuan Dasar (TKD) dan Contoh SoalTes Kemampuan Bidang (TKB) bagi oleh masing-masing instansi Kementerian/lembaga,Provinsi, kabupaten/kota). Sedangkan untuk pembuatan soal akan melakukan kerjasama dengan konsorsium Perguruan Tinggi Negeri.
Selanjutnya, Pengumuman kelulusan (Hasil Test) CPNS Tenaga Honorer K2 Kemenag akan dilakukan oleh Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) melalui website MENPAN pada Minggu pertama Desember 2013. Kemudian, pemberkasan dan penetapan Nomor Induk Pegawai (NIP) akan dilakukan oleh masing-masing instansi (Kementerian/Lembaga, Provinsi, Kabupaten/kota) mulai Minggu ketiga Desember 2013.1.931 Tenaga Honorer K2 Kemenag Kanwil Sumut Ujian CPNS 2013.
kemenagkarimun blogspot.com
kemenagkarimun blogspot.com
اللهُ أكْبَرُ × 9
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً،
لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عِيْداً لِلْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحَّدَنَا بِعِيْدِهِ كَأُمَّةٍ وَاحِدَةٍ، مِنْ غَيْرِ الأُمَم، وَنَشْكُرُهُ عَلَى كَمَالِ إِحْسَانِهِ وَهُوَ ذُو الْجَلاَلِ وَاْلإِكْراَمِ.
أَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَشَرِيْكَ لَكَ، اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ.
الَلَّهُمَّ صَلِّ وَاُسَلِّمُ عَلَى حَبِيْبِناَ المُصْطَفَى، الَّذِّي بَلَّغَ الرِّسَالَةْ، وَأَدَّى الأَمَانَةْ، وَنَصَحَ الأُمَّةْ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ دَعاَ اِلَى اللهِ بِدَعْوَتِهِ، وَجاَهَدَ فِيْ اللهِ حَقَّ جِهاَدِهِ.
اَمَّا بَعْدُ: عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ المُتَّقُوْنَ!
Ma’ashiral muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillâhi Rabbi al-âlamîn, segala puji marilah kita panjatkan ke hadhirat Allah Swt, Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada sayyidu al-anbiyâ wa al-mursalîn, Rasulullah Muhammad Saw, beserta keluarga, para shahabatnya, dan seluruh umatnya yang senantiasa menaati risalahnya, serta berjuang tak kenal lelah untuk menerapkan dan menyebarluaskannya ke seluruh pelosok dunia hingga akhir zaman.
Baru saja di tempat ini kita bersama-sama menggemakan pujian atas kebesaran Allah SWT sehingga langit di sekitar kita bergemuruh dengan suara takbir, tahlil dan tahmid. Bersama kita, lebih dari 1,5 milyar kaum muslimin di seluruh dunia melakukan hal yang sama, bergerak, bertasbih, bersujud dan bertakbir bersama. Sementara itu lebih dari 2 juta saudara kita kaum muslimin lainnya saat ini berada di tanah suci. Di sana mereka tengah menunaikan ibadah haji.
Ma’ashiral muslimin hafizhakumullah,
Secara fitri, manusia dikaruniai Allah Swt gharizah an-nau’. Diantara perwujudannya berupa kecintaan pada ibu, bapak, anak dan istri. Dengan naluri itu pula, secara fitri manusia akan terdorong untuk melakukan mencari pasangan dan melahirkan keturunan. Itu pula yang terjadi pada diri Nabiyullah Ibrahim as. Sebagai manusia, beliau juga menginginkan kehadiran seorang anak. Meski usianya kian senja, Nabi Ibrahim as terus berdoa memohon diberikan anak yang shalih. Allah Swt pun berkenan mengabulkan doa beliau.
رَبِّ هَبْ لِي مِنَ الصَّالِحِينَ (100) فَبَشَّرْنَاهُ بِغُلاَمٍ حَلِيمٍ (101)
‘Ya Rabb, anugrahkanlah kepadaku [seorang anak] yang termasuk orang shaleh’. Maka Kami beri kabar dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar. (TQS ash-Shaffat [37]: 100-101)
Bagi Ibrahim as, Ismail adalah buah hati, harapan dan kecintaannya, yang telah sangat lama didambakan. Ismail bak satu-satunya pohon hijau yang tumbuh di kebun gersang milik seorang petani tua. Ismail mendatangkan kebahagiaan dalam hidup Ibrahim. Ismail pun merasakan penuhnya kasih sayang dan cinta ayahnya. Akan tetapi, di tengah rasa bahagia itu, turunlah perintah Allah kepada Ibrahim untuk menyembelih putera kesayangannya itu. Allah Swt berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَابُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى
“Maka tatkala anak itu telah sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: hai anakku, sesungguhnya Aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu” (TQS ash-Shaffat [37]: 102)
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ
لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ
Hadirin jamaah sekalian yang dirahmati Allah,
Menghadapi perintah itu, Ibrahim menghadapi dua pilihan: mengikuti perasaan hatinya dengan ”menyelamatkan” Ismail atau menaati perintah Allah dengan ”mengorbankan” putra kesayangannya. Buat Ibrahim, di hadapannya terbentang dua pilihan, mengedepankan kecintaan yang tinggi (al-mahabbatul ulya), yakni kecintaan kepada Allah atau lebih mengutamakan kecintaan yang rendah (al-mahabbatul adna), yakni kecintaan kepada anak, harta, dan dunia. Tetap menyadari anak yang dicintainya itu sebagai karunia Allah atau malah menjadikannya sebagai أَنْدَداً , pesaing–pesaing Allah yang dicintai sama atau bahkan melebihi kecintaan kepada Allah.
Sekarang, bayangkan ada sesuatu yang kita cintai, yang deminya kita rela mengorbankan apa saja. Itulah “Ismail”-mu. “Ismail”-mu adalah setiap sesuatu yang dapat melemahkan imanmu dan dapat menghalangi dirimu menuju taat kepada Allah. Setiap sesuatu yang dapat membuat dirimu tidak mendengarkan perintah Allah dan menyatakan kebenaran. “Ismail”-mu adalah setiap sesuatu menghalangimu untuk melaksanakan kewajiban-kewajibanmu. Setiap sesuatu yang menyebabkan engkau mengajukan alasan-alasan untuk menghindar dari perintah Allah SWT.
Di dalam hidup ini kita harus mengidentifikasi dan menemukan apa atau siapakah “Ismail” kita itu. Mungkin sekali “Ismail”-mu adalah seorang manusia; bisa anak, istri, suami, orang tua atau siapa saja. Bisa pula harta benda, pangkat, jabatan atau kedudukan. Bisa juga “Ismail”-mu berupa ideologi dan pandangan hidup sekuler, seperti kapitalisme dan sosialisme atau komunisme, dan ideologi lain yang tidak bersumber dari nilai-nilai tauhid.
“Ismail”-nya Ibrahim as adalah Ismail as, anaknya sendiri, buah hatinya. Dan saat Ibrahim dihadapkan pilihan sulit itu, setan dengan cepat memanfaatkan kesempatan. Dalam rupa seorang lelaki tua –seperti riwayat Ibn Katsir dalam Tafsirnya dari Abu Hurairah ra- setan berusaha menggoda Nabi Ibrahim, Siti Hajar, dan Ismail agar mengabaikan perintah Allah itu. Ibrahim yang tahu bahwa lelaki tua itu adalah setan, segera mengusirnya.
Ketegasan Ibrahim mengusir setan yang terus menggoda itulah spirit yang semestinya diresapi oleh para jamaah haji saat melempar jumrah di Mina yang melambangkan kebencian dan perlawanan terhadap pengaruh setan. Di Mina jutaan jamaah haji telah menegaskan pendirian: menolak dominasi setan.
Sayangnya perlawanan terhadap setan itu seolah hanya terjadi di Mina saja. Buktinya adalah fakta di Indonesia, negara yang paling banyak jumlah jamaah hajinya, hingga kini tetap tegak ideologi dan sistem sekuler kapitalisme, paling banyak korupsi dan bentuk kejahatan lain, yang itu sebagiannya dilakukan oleh mereka yang sudah pernah berhaji. Sepulang dari haji bukan hanya tidak meneruskan perlawanan terhadap setan, tapi telah menjadi kawan atau malah hamba setan.
Perintah amat berat itu pun disambut dengan Ismail as dengan penuh kesabaran. Dia pun mengukuhkan keteguhan jiwa ayahandanya dengan mengatakan:
قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
Wahai ayahanda, lakukanlah apa yang diperintahkan kepadamu, Insya’a Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (TQS ash-Shaffat [37]: 102)
Dan tepat ketika pisau tajam itu menyentuh kulit leher Ismail, Allah dengan kekuasaan-Nya menggantinya dengan seekor domba.
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاَءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ
”Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipisnya, (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggil dia, hai Ibrahim sesungguhnya engkau telah membenarkan mimpi itu, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar” (TQS ash- Shaffat [37]: 103 – 107)
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asiral muslimin rahimakumullah,
Inilah teladan yang diberikan oleh Ibrahim yang membawa semangat tauhid. Inilah teladan seorang anak manusia yang menyadari posisinya sebagai makhluq di hadapan Sang Khaliq, sebagai hamba dihadapan al-Ma’bûd, Allah SWT. Inilah teladan dari manusia yang dengan semangat tauhid berhasil merealisasi kecintaan yang tinggi (al-mahabbatul ulya) yaitu kecintaan kepada Allah, dan saat yang sama menghindarkan diri dari kecintaan yang rendah (al-mahabbatul adna) terhadap setiap sesuatu yang bisa menghalanginya untuk taat kepada Allah SWT. Teladan seorang manusia yang berhasil membuktikan keteguhan dalam menjalankan perintah Allah dan ketegasan menepis segala bujuk rayu setan yang terkutuk.
اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ، اللهُ أكْبَرُ لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّه،ُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ
Ma’asiral muslimin hafizhakumullah
Semangat tauhid yang telah ditunjukkan kepada kita oleh Nabiyullah Ibrahim as itu, sangatlah relevan dan amat kita perlukan dalam menjalani kehidupan yang penuh tantangan saat ini. Kehidupan modern yang serba bendawi, amat mudah membawa kita terjerumus kepada pragmatisme sekuler yang menjadikan kenikmatan jasmani dan semua yang serba material menjadi fokus dari capaian hidup tanpa lagi mengindahkan tolok ukur halal dan haram.
Semangat tauhid itu sangat kita perlukan supaya kita berhasil mewujudkan kecintaan hakiki yang tinggi yakni kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya yang mewujud dalam sikap tunduk, patuh dan terikat kepada ketentuan syariah-Nya. Ketundukan, kepatuhan dan keterikatan kita kepada syariah Allah itu dipastikan akan membawa berkah bagi semua, berbuah cinta Allah kepada kita dan ampunan dari-Nya atas dosa kita. Allah berfirman:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mencintai dan mengampuni dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (TQS Ali-Imran [3]: 31).
Maka, di akhir khutbah ini, Khatib ingin menekankan beberapa hal pokok, yakni:
1. Kisah hidup Nabi Ibrahim, Nabi Ismail dan seluruh prosesi Haji beserta perayaan Idul Adha sesungguhnya telah memberikan kepada kita pelajaran yang sangat berharga tentang cinta, ketaatan dan pengorbanan serta sikap yang harus diambil oleh seorang muslim dalam menjalani hidup ini sesuai prinsip-prinsip tauhid, yakni keimanan yang penuh kepada Allah SWT.
Dengan tauhid itu, marilah kita tetap teguh memegang ketentuan halal dan haram, dan di saat yang sama tidak mudah terdorong melakukan pelanggaran terhadap syariah-Nya. Bila prinsip ini dilanggar, mungkin saja berbagai macam keinginan dalam hidup kita itu bisa diraih, tapi pasti akan membawa keburukan, dan pasti juga akan menjauhkan kita dari cinta dan ridha Allah SWT.
2. Ketaatan pada Allah SWT yang diwujudkan dengan melaksanakan syariah-Nya secara kaffah dalam kehidupan pribadi, dan juga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Dengan cara itulah akan terbentuk masyarakat tauhid dan negara yang berbeda dengan masyarakat dan negara jahiliah. Negara itu adalah Daulah Khilafah Islamiyyah yang diwajibkan Allah Swt untuk ditegakkan. Dan ingatlah, bahwa hanya dalam Daulah Khilafah sajalah kerahmatan Islam akan terwujud dan keridhaan Allah akan didapatkan.
3. Salah satu buah dari tauhid adalah ukhuwah atau persaudaraan Islam, yakni persaudaraan universal atas dasar keimanan kepada Allah SWT, sebagaimana tampak dalam berkumpulnya jamaah haji dari seluruh dunia di Tanah Suci tanpa membedakan ras, suku bangsa, bahasa dan pangkat derajat. Semua hadir di sana atas dasar, motif, dan dorongan yang sama, juga melakukan manasik haji dengan cara yang sama. Tapi sayang, persaudaraan universal itu berhenti hanya sebatas di Tanah Suci. Usai haji, kembali umat Islam terpecah belah ke dalam lebih dari 50 negara. Persaudaran itu tidak tampak lagi. Umat Islam yang berjumlah lebih dari 1,5 miliar itu tetap lemah, tidak memiliki kekuatan sehingga mudah dirusak oleh musuh-musuh Islam.
Semoga kita termasuk orang yang diberikan kekuatan untuk istiqamah memperjuangkan tegaknya syariah dan khilafah dalam kehidupan.
Hasbunal-Lâh wa ni’mal wakil nikmal maula wa ni’kman nashiir, laa haula wala quuwata illa billah. Aquulu qauli hadza wa astaghfirullahal azhiim lii walakum!
الخطبة الثانية:
اللهُ أكْبَرُ × 7
اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ،
لاَ إِلَهَ إِلاًّ اللَّهُ اللهُ أكْبَرُ، الله أكبر وَللهِ الْحَمْدُ.
أَشْهَدُ ألاَّ إِلَهَ إِلاًّ الله وَحْدَه لاَشَرِيْكَ لَه وأَشْهَدُ أنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُه وَرَسُوْلُه لاَ نَبِيَ بَعْدَهُ. اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِي الْعَالَمِيْنَ إنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ:
اللّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا، أَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اَْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّا مِنَ الْخَاسِرِيْنَ، اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنَّا دُعَائَنَا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.
رَبَّنَا لاَ تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَّسِيْنَآ أَوْ اَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلاَ تُحَمِّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْلَنَا وَارْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَاِفِرِيْنَ
اَللَّهُمَّ يَا مُنْـزِلَ الْكِتَابِ وَمُهْزِمَ اْلأَحْزَابِ اِهْزِمِ اْليَهُوْدَ وَاَعْوَانَهُمْ وَصَلِيْبِيِّيْنَ وَاَنْصَارَهُمْ وَرَأْسُمَالِيِّيْنَ وَاِخْوَانَهُمْ وَاِشْتِرَاكِيِّيْنَ وَشُيُوْعِيِّيْنَ وَاَشْيَاعَهُمْ
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ دَوْلَةَ الْخِلاَفَةِ عَلَى مِنْهَاجِ النُّبُوَّةِ تُعِزُّ بِهَا اْلإِسْلاَمَ وَاَهْلَهُ وَتُذِلُّ بِهَا الْكُفْرَ وَاَهْلَهُ، وَ اجْعَلْناَ مِنَ الْعَامِلِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ بِإِقَامَتِهَا بِإِذْنِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ اللهُ أَكْبَرْ وَللهِ الْحَمْدُ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Sumber HTI