Pada tahun keketuaan dan ketuanrumahan Indonesia di Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) di tahun 2013, APEC diharapkan dapat berkontribusi
menentukan arah kerja sama ekonomi dan perdagangan di kawasan yang sejalan dengan prioritas dan kepentingan nasional. Selain itu, momentum ini juga
diharapkan dapat menjadi sarana promosi investasi dan pariwisata nasional.
Dalam rangka itu, Kementerian Luar Negeri RI mengundang partisipasi para pencipta seni nasional untuk berpartisipasi dalam kegiatan Sayembara Logo
APEC Indonesia 2013. Diharapkan melalui sayembara ini dapat diperoleh sebuah logo yang mampu merefleksikan kepemimpinan dan kepentingan Indonesia
dalam dinamika perdagangan, investasi dan pertumbuhan ekonomi di kawasan serta pencapaian Bogor Goals di APEC.
Persyaratan Sayembara
1. Sayembara terbuka bagi WNI, perorangan dan
tidak dipungut biaya.
2. Peserta wajib melampirkan salinan identitas
diri (KTP/SIM) dan nomor telepon yang bisa
dihubungi.
3. Penjelasan makna logo diketik secara terpisah
di kertas putih ukuran A4, font Arial 12, spasi
1,5 dan margin kertas 1 inci.
4. Ukuran softcopy logo maksimal 5 MB dalam format .JPEG, .GIF, .CDR dan .EPS, disampaikan
dalam bentuk CD dan hardcopy logo dicetak pada kertas ukuran A4 dalam bentuk berwarna dan
hitam putih.
5. Penjelasan makna logo, softcopy dan hardcopy dikirimkan dalam amplop tertutup, dengan judul
SAYEMBARA LOGO APEC INDONESIA 2013. Tiap desain dikirimkan dalam amplop terpisah.
Kriteria Logo
1. Ide harus orisinil dan belum pernah dipublikasikan atau diikutsertakan dalam sayembara serupa.
2. Sederhana, menarik, inovatif, dan mudah diingat.
3. Mengandung tulisan ”APEC Indonesia 2013”.
4. Mencerminkan keragaman 21 Ekonomi anggota APEC, serta dinamika perdagangan, investasi
dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
5. Merefleksikan kepentingan nasional Indonesia, termasuk pencapaian Bogor Goals di APEC.
6. Tidak menggunakan lambang dan atribut negara anggota APEC.
7. Dibuat dalam tampilan berwarna, namun tetap terlihat jika diaplikasikan dalam bentuk hitam dan
putih, dapat diaplikasikan dengan mudah dalam media apapun (contoh: logo bisa dicetak dengan
mudah pada teknik sablon, cetak separasi ataupun digital printing) serta tetap terlihat jelas ketika
dikecilkan hingga ukuran 2x2 cm.
Seleksi Pemenang
1. Dewan juri akan memilih 3 (tiga) finalis untuk ditentukan 1 (satu) Pemenang Utama serta 2 (dua)
Pemenang Harapan .
2. Pemenang Utama akan mendapatkan sertifikat dari Kementerian Luar Negeri RI dan hadiah uang
sebesar Rp. 30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah) dari APEC Business Advisory Council (ABAC)
Indonesia.
3. Dua orang Pemenang Harapan masing-masing memperoleh sertifikat dari Kementerian Luar
Negeri RI dan hadiah uang sebesar Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) dari ABAC Indonesia.
4. Nama para pemenang akan diumumkan melalui situs Kemlu (www.kemlu.go.id) pada bulan Juli
2012.
5. Pajak hadiah ditanggung oleh pemenang
( Kemenlu RI)
Persyaratan Khusus
Seluruh desain peserta dan
pemenang sayembara sepenuhnya
menjadi milik Direktorat Jenderal
Asia Pasifik dan Afrika,
Kementerian Luar Negeri RI.
Pemenang sayembara wajib
bersedia menyunting tampilan logo
untuk keperluan keketuaan dan
persidangan APEC Indonesia 2013.
Pemenang sayembara wajib
mengisi dan menandatangani surat
pernyataan keaslian ide.
Tidak diadakan surat menyurat
selama sayembara berlangsung
Sayembara tertutup bagi pegawai
Kementerian Luar Negeri RI
Desain logo dikirim ke:
Panitia Sayembara Logo
APEC Indonesia 2013
Direktorat Kerja Sama Intrakawasan
Asia Pasifik dan Afrika,
Kementerian Luar Negeri
Gedung Utama, Lantai 5,
Jl. Taman Pejambon Nomor 6,
Jakarta Pusat 10110
Sebelum 18 Mei 2012 (cap pos).
Marhaban Ya Ramadhan
March 21, 2013
New Google SEO
Bandung, Indonesia
Sejarah Singkat Kerajaan Aceh Singkil
Daerah ini pernah dikuasai oleh tiga kerajaan kecil (Sabeak). Masing-masing : Negeri dari Marga Angkat, Negeri dari Marga Tendang yang beribukota Panisihan dan Negeri dari Marga Buluara. Ketiga negeri tersebut akhirnya lenyap. Beberapa tahun kemudian muncullah Kerajaan Berguh Tugan di wilayah Simpang Kanan (sungai Simpang Kanan). Tepatnya terletak didekat Kampung Tugan.
Menuju ke arah muara, di sekitar sungai Simpang Kanan tumbuh menjamur kerajaan-kerajaan kecil. Antara lain: Kerajaan Jantan Arus (seberang sungai Simpang Kanan), Kerajaan Bajar Pintor di Hilir Pakiraman, Kerajaan Betahpe didekat Kampung Surau, Kerajaan Kehing dan Raba (keduanya di belakang Cibubukan), Kerajaan Uhuk Latar (di belakang Surau) dan Kerajaan Huta Batu.
Menurut trombo, kerajaan-kerajaan kecil itu tunduk kepada Kerajaan Pagaruyung Minangkabau, keturunan dari Cindur Mata. Ketika Putra Maharaja Minangkabau kawin dengan Putri Aceh, wilayah Simpang Kanan dan Simpang Kiri yang disebut juga “Rantau 12” dijadikan Mas Kawin. Dengan demikian kerajaan-kerajaan tersebut menjadi daerah kekuasaan Aceh.
Penobatan raja-raja di semua wilayah kekuasaan Aceh, dilakukan langsung oleh Sultan Aceh. Biasanya dilaksanakan dalam sebuah upacara dengan Surakata dan Keris kebesaran (Bawar). Kemudian di wilayah Singkil Hulu ini, terbentuklah kerajaan-kerajaan kecil yang disebut “Raja Sinambelas” (Raja 16) yaitu :
Simpang Kanan : terdiri dari Raja Tanjung Mas, Raja Surau, Raja Selatong, Raja Ujung Limus, Penghulu Pakiraman, Penghulu Simsim, Penghulu Rantau Panjang, Penghulu Tanah Merah, Kejeruen Sarasah, O.K. Balau Punaga dan Saping.
Simpang Kiri : terdiri dari Raja Tualang, Raja Kota Baru, Raja Pasir Belo, Raja Binanga, Raja Belegen, Penghulu Kumbi, Penghulu Batu-batu, Penghulu Longkip dan Penghulu Samar Dua.
Mereka (baik yang di Simpang Kanan maupun yang di Simpang Kiri) memimpin sepetak wilayah. Wilayah-wilayah tersebut kemudian terkenal dengan nama penguasanya. Misal wilayah yang dipimpin oleh Raja Tualang, dikenal orang sebagai Kerajaan (Negeri) Tualang.
Ketika Singkil dianeksasi oleh Belanda dan dijadikan enderafdeeling pada tahun 1840, keduapuluh penguasa (raja) itu disatukan dalam sebuah wadah bernama Dewan Rapat. Tetapi mereka tetap memimpin daerah masing-masing.
Kepada raja-raja tersebut, Belanda memberikan juga tongkat jabatan. Raja Tanjung Mas (dari Simpang Kanan) dan Raja Tualang (dari Simpang Kiri) diberi tongkat jabatan berjambul emas, mengingat keduanya adalah raja yang diangkat oleh Kesultanan Aceh pertama kali. Sedang raja-raja lain diberi tongkat jabatan berjambul perak. Setiap raja didampingi pengapit(Mentri) dalam melaksanakan tugasnya.
Sumber: (Alm.) Drs. H. Sayed Mudhahar Ahmad dalam buku ‘Ketika Pala Mulai Berbunga (Seraut Wajah Aceh Selatan)’
Dijual Salah satu Guci Kerajaan Angkat Beleggen
Sebagaimana diuraikan diatas Marga Angkat adalah Raja Belegen bukti Warisan dari Haji Raja Mekar Angkat salah satunya adalah Guci yang di perkirakan 1840. Guci tersebut di hibahkan sebagai hadiah kepada Ibunda kami Alm Hj Siti Hajar Capah. Saat sekarang ini masih terjaga sebagaimana gambar dibawah ini.
Guci Kerajan Marga Angkat Belegen 1840 |
)
(Guci Kerajaan Aceh tahun 1600 M) |