Burj Al Arab (Photo credit: Frank Kehren) |
Allah Subhanahu wa
Ta'ala telah mencela ghofllah (lalai) ini serta memperingatan supaya
tidak terjatuh di dalam golongan orang-orang yang lalai, demikian pula Allah
Ta'ala juga telah memperingatkan NabiNya agar tidak termasuk diantara mereka.
Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَٱذۡكُر
رَّبَّكَ فِي نَفۡسِكَ تَضَرُّعٗا وَخِيفَةٗ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ وَلَا
تَكُن مِّنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ ٢٠٥} [الأعراف:
205]
"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu
dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di
waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang
lalai". QS al-A'raaf: 205.
Kemasa bodohan lemahnya daya kritis adalah
otokritik kita memperingati sumpah pemuda 28 oktober 2013. Begitu banyaknya PR
kita melihat permasalahan kebangsaan dari segala aspek-aspek yang paling
hakiki. Disinilah kita mengantisipasi dan pencegahan sejak dini. Adapun penulis
muat kembali dari Muhammad
bin Sholeh al-Munajid yakni :
- Ingin cepat-cepat melepaskan lelah (tidak mau gerak), santai.
Kebanyakan
yang diinginkan oleh manusia dan yang banyak terjadi pada manusia pada zaman
ini adalah terburu-burunya mereka untuk meletakkan badan (tidak mau gerak,
ingin santai terus menerus) dan terlalu memanjakan
badan mereka baik pada waktu siang maupun malam harinya, inilah kebiasaan yang
biasa dilakukan dalam keseharian mereka. Sehingga mereka tidak tahu bahwa
santainya badan yang mereka cari akan menyebabkan kerugian bahkan kelelahan
(hati) tanpa mereka sadari. Maka sesungguhnya santai dengan sambil memanjakan
badan yang hakiki hanya ada pada kelelahan diri dengan mengerjakan fadhail
amalan-amalan yang akan menambah kekautan Imaniyah serta menerapkan serta
mengamalkan akhlak-akhlak Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sebagaimana
yang dikatakan oleh seorang penyair:
يا متعب الجسم كم تسعى
لراحته أتعبت جسمك فيما فيه
خسران
أقبل على الروح واستكمل
فضائلها فأنت بالروح لا بالجسم إنسان
Wahai orang yang letih untuk memanjakan
diri
Engkau telah memanjakannya dengan
kerugianmu
Lihatlah rohmu dan sempurnakan dengan kemuliaannya
Sesungguhnya nilai manusia ada pada rohmu
bukan dengan badanmu
- Bersemangat (yang berlebihan) untuk menggapai kelezatan dunia.
Seorang penyair
mengatakan:
نهَاَرُكَ يَا مَغْرُورُ سَهْوٌ وَغَفْلَةٌ
وَلَيْلُكَ نَوْمٌ وَالرَّدَى لَكَ لَازِمُ
وَتَتْعَبُ
فِيمَا سَوْفَ تَكرَهُ
غِبَّهُ
كَذَلِكَ
فِي الدُّنْيَا
تَعِيشُ البَهَائِمُ
Wahai diri yang
telah tertipu, harimu hanya diisi dengan kelalaian
Sedangkan
malammu hanya diisi dengan tidur panjang
Kamupun merasa
letih, dan itu kamu benci ketika tidak mendapatkannya
Mereka
begitu bersemangat untuk bisa mendapatkan kelezatan dunia dengan segala macam
bentuk dan jenisnya. Dan selalu berusaha agar mendapatkannya sampai-sampai
hatinya mati (tidak bisa merasakan iman) dan lalai dari mengingat Allah Ta'ala
dan pertemuanNya nanti pada hari kiamat sebagaimana yang telah Allah janjikan
kepada makhlukNya.
- Hilangnya perasaan bersalah ketika melakukan perbuatan maksiat dan
dosa.
Pada hakekatnya
orang-orang yang telah terjatuh dalam kelalaian sesungguhnya mereka telah mati
perasaan dan hilangnya rasa bersalah bilamana mereka melakukan perbuatan dosa,
dan ini kebanyakan yang terjadi dikalangan mereka orang-orang yang lalai,
bahkan sampai ada di antara mereka yang beranggapan masih dalam kebaikan yang
berkecukupan tidak merasa terkurangi sedikitpun, kemudian mereka dikejutkan
ketika dibuka tabir penutup dosa pada hari perhitungan nanti.
أما والله لو علم الأنام لما * خلقوا لما
غفلوا وناموا
لقد خلقوا لما لو أبصرته * عيون قلوبهم تاهوا وهاموا
ممات ثم قبر ثم حشر * وتوبيخ وأهوال عظام
Duhai kalau sekiranya manusia mengetahui
kenapa mereka
diciptakan, tentu mereka tidak akan lalai
Mereka
diciptakan, kalau mau merenunginya
Dengan mata hati
tidaklah mereka menyia-yiakan
Adanya kematian,
kubur lalu di giring ke padang masyhar
Membawa kehinaan
dengan tulang yang berserakan
- Mengikuti hawa nafsu.
Sesungguhnya
mengikuti hawa nafsu akan mengantarkan kepada kelalain, lalai kepada Allah Azza
wa jalla dan kampung akhirat. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَأَمَّا
مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ٤٠ فَإِنَّ
ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ} [النازعات:
40، 41]
"Dan Adapun
orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari
keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat
tinggal(nya)". QS an-Nazi'at: 40-41.
Dan
Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjadikan para pengekor hawa nafsu
sebagai penentang kebenaran, dan dimasukan kedalam golongan orang-orang yang
menentang kebenaran, hal itu sebagaimana yang difirmankan dalam firmanNya:
قال الله تعالى: {يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ
عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ
شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦} [ص: 26]
"Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu
khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara
manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan
menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin
jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan". QS Shaad: 26.
- Sibuk dengan pekerjaanya.
Tidak
diragukan lagi bahwa seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga maka ia
diperintahkan supaya mau bekerja dan mencari rizki yang halal untuk
keluarganya, baik bekerjanya itu dengan
cara berdagang atau yang lainnya, hal itu bertujuan guna mencukupi kebutuhan
hidup dirinya, keluarganya serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Akan tetapi suatu
kesalahan yang sangat fatal apabila pekerjaan ini berubah atau berdagangnya
tersebut berubah menjadi sebab dari sebab-sebab kelengahan dirinya dari
mengingat Allah Ta'ala dan negeri akhirat. Sehingga pekerjaannya menjadi tujuan
utama yang menyibukan dirinya, lalai akan Allah Azza wa jalla.
Sedangkan
orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah
bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Subahanhu wa ta'ala dengan sebab
perdagangan dan pekerjaan. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {فِي
بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا
بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ ٣٦ رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا بَيۡعٌ عَن
ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ
٣٧} [النور: 36، 37]
"Bertasbih
kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan
disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. laki-laki yang
tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari
mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat.
mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi
goncang". QS an-Nuur: 36-37.
- Permainan dan olah raga.
Ini
adalah salah satu penyebab terbesar dari lalainya seseorang oleh karena itu
Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan agar tidak tenggelam
didalam permainan yang mana sudah ada pada zamannya, dan beliau jelaskan bahwa
hal tersebut adalah penyebab dari kelalaian.
Diriwayatkan dari
Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa
sallam bersabda: "Barangsiapa yang tinggal dipegunungan maka (sikapnya)
menjadi keras (tidak paham sopan santun.pent), siapa yang mengikuti (sibuk)
dengan hewan buruan maka dia (akan) lalai, dan barangsiapa yang senang
mendatangi pintu penguasa (suka menjilat) maka dia akan terkena
fitnah". HR Abu Dawud no: 2859 di shahihkan oleh al-Albani.
Al-Hafidhz Ibnu
Hajar mengatakan: "Dalam hadits ada kemungkinan (maksudnya) adalah bagi
orang yang terbiasa (sehari-harinya) melakukan hal tersebut sehingga dia
tersibukkan dari perbuatan yang lain dari kewajiban dan amalan-amalan keagamaan
lainnya".[2]
- Ingin menghibur diri dan
gaya hidup yang mewah.
Pada zaman sekarang
gaya hidup yang mewah serta keinginan untuk selalu menyenangkan diri dapat
terwujud dengan banyaknya tempat-tempat untuk bertamasya dan berekreasi
yang kebanyakan dibuat dengan teknologi
yang modern dan canggih yang semua itu menjadikan manusia diatas kelalaian yang
besar.
Dan gaya hidup
mewah tersebut mencakup jalan-jalan keluar negeri, makan dilestoran yang mewah,
makan dengan segala macam jenis makanan yang ada, yang sekarang sudah menjadi
kebiasaan orang-orang mewah sehingga mereka habis waktunya hanya untuk sekedar
menghidangkan serta menikmatinya.
Lihatlah kepasar
serta supermarket bagaimana sibuknya manusia didalam mencari bahan untuk makan
sehari-hari, mereka datang untuk membeli kebutuhan bahan pokok yang diinginkan
tersebut.
- Lebih condong kedunia.
Tidak
diragukan lagi bahwa termasuk penyebab seseorang menjadi lalai adalah cintanya
ia kepada dunia dan condongnya hati kepada dunia, dikarenakan hal itu akan
mengantarkan seseorang untuk melupakan introspeksi diri, enggan untuk
mengoreksi apa yang semua telah dilakukan, menjadikan seseorang panjang
angan-angannya mengharap kesenangan dan kemewahan yang terus menerus dan
menjadikan enggan untuk bertaubat.
Kalau sekiranya ia
keluarkan dalam hatinya kecintaan kepada dunia tidaklah mungkin ia akan lalai
dari Allah Ta'ala dan kampung akhirat, dan
ia akan mengetahui bahwa dunia adalah tempat persinggahan bukan tempat
untuk tinggal yang kekal, semuanya bisa didapat ketika dia mau melepas semua
syahwatnya dan kemewahan hidup.
- Bergaul dengan orang-orang yang lalai.
Bergaul dengan
orang-orang yang lalai adalah termasuk sebab terbesar menjadikan seseorang ikut
menjadi lalai, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam al-Qur'an:
قال الله تعالى: {وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ
وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ
ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ
هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا ٢٨} [الكهف: 28]
"Dan
bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi
dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu
berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah
kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami,
serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". QS al-Kahfi: 28.
Allah Ta'ala juga
berfirman:
قال الله تعالى: {وَلَا
تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمۡ أَنفُسَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ
ٱلۡفَٰسِقُونَ ١٩} [الحشر: 19]
"Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang
fasik". QS al-Hasyr: 19.
- Terlalu banyak mengerjakan hal-hal yang mubah.
Kelalaian
bisa terjadi dengan terlalu banyak mengerjakan dan menyibukan dengan hal-hal
yang mubah karena hal tersebut akan menjadikan hati menjadi keras.
Dan perhatikanlah
keadaan manusia pada zaman sekarang, maka akan engkau dapati bahwa kebanyakan
yang menjadi kesungguhan mereka adalah pada hal-hal yang mubah yang semua itu
akan menjadikan mereka lalai dari Allah Azza wa jalla dan negeri akhirat.
Semoga kita menjaukan dari sifat sifat yang melalaikan, yang tercela, meninggalkan sesuatu karena menyepelekan masalah sederhana atau karena menolaknya karena tidak sesuai dengan selera sebagaimana
poin yang diuraikan diatas.