Home » » 10 HAL YANG MENJADIKAN ORANG LALAI

10 HAL YANG MENJADIKAN ORANG LALAI

Burj Al Arab
Burj Al Arab (Photo credit: Frank Kehren)

Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mencela ghofllah (lalai) ini serta memperingatan supaya tidak terjatuh di dalam golongan orang-orang yang lalai, demikian pula Allah Ta'ala juga telah memperingatkan NabiNya agar tidak termasuk diantara mereka. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَٱذۡكُر رَّبَّكَ فِي نَفۡسِكَ تَضَرُّعٗا وَخِيفَةٗ وَدُونَ ٱلۡجَهۡرِ مِنَ ٱلۡقَوۡلِ بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ وَلَا تَكُن مِّنَ ٱلۡغَٰفِلِينَ ٢٠٥} [الأعراف: 205]
"Dan sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu Termasuk orang-orang yang lalai". QS al-A'raaf: 205.

Kemasa bodohan lemahnya daya kritis adalah otokritik kita memperingati sumpah pemuda 28 oktober 2013. Begitu banyaknya PR kita melihat permasalahan kebangsaan dari segala aspek-aspek yang paling hakiki. Disinilah kita mengantisipasi dan pencegahan sejak dini. Adapun penulis muat kembali  dari Muhammad bin Sholeh al-Munajid yakni :

  1. Ingin cepat-cepat melepaskan lelah (tidak mau gerak), santai.
Kebanyakan yang diinginkan oleh manusia dan yang banyak terjadi pada manusia pada zaman ini adalah terburu-burunya mereka untuk meletakkan badan (tidak mau gerak, ingin santai terus menerus) dan terlalu memanjakan badan mereka baik pada waktu siang maupun malam harinya, inilah kebiasaan yang biasa dilakukan dalam keseharian mereka. Sehingga mereka tidak tahu bahwa santainya badan yang mereka cari akan menyebabkan kerugian bahkan kelelahan (hati) tanpa mereka sadari. Maka sesungguhnya santai dengan sambil memanjakan badan yang hakiki hanya ada pada kelelahan diri dengan mengerjakan fadhail amalan-amalan yang akan menambah kekautan Imaniyah serta menerapkan serta mengamalkan akhlak-akhlak Islamiyah dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair:
يا متعب الجسم كم تسعى لراحته  أتعبت جسمك فيما فيه خسران
أقبل على الروح واستكمل فضائلها فأنت بالروح لا بالجسم إنسان
Wahai orang yang letih untuk memanjakan diri
Engkau telah memanjakannya dengan kerugianmu
Lihatlah rohmu dan sempurnakan dengan kemuliaannya
Sesungguhnya nilai manusia ada pada rohmu bukan dengan badanmu

  1. Bersemangat (yang berlebihan) untuk menggapai kelezatan dunia.

Seorang penyair mengatakan:
نهَاَرُكَ يَا مَغْرُورُ سَهْوٌ وَغَفْلَةٌ
وَلَيْلُكَ نَوْمٌ وَالرَّدَى لَكَ لَازِمُ
وَتَتْعَبُ فِيمَا سَوْفَ تَكرَهُ غِبَّهُ
 كَذَلِكَ فِي الدُّنْيَا تَعِيشُ البَهَائِمُ
Wahai diri yang telah tertipu, harimu hanya diisi dengan kelalaian
Sedangkan malammu hanya diisi dengan tidur panjang
Kamupun merasa letih, dan itu kamu benci ketika tidak mendapatkannya
Demikianlah hidupnya para binatang ternak didunia [1]

Mereka begitu bersemangat untuk bisa mendapatkan kelezatan dunia dengan segala macam bentuk dan jenisnya. Dan selalu berusaha agar mendapatkannya sampai-sampai hatinya mati (tidak bisa merasakan iman) dan lalai dari mengingat Allah Ta'ala dan pertemuanNya nanti pada hari kiamat sebagaimana yang telah Allah janjikan kepada makhlukNya.

  1. Hilangnya perasaan bersalah ketika melakukan perbuatan maksiat dan dosa.
Pada hakekatnya orang-orang yang telah terjatuh dalam kelalaian sesungguhnya mereka telah mati perasaan dan hilangnya rasa bersalah bilamana mereka melakukan perbuatan dosa, dan ini kebanyakan yang terjadi dikalangan mereka orang-orang yang lalai, bahkan sampai ada di antara mereka yang beranggapan masih dalam kebaikan yang berkecukupan tidak merasa terkurangi sedikitpun, kemudian mereka dikejutkan ketika dibuka tabir penutup dosa pada hari perhitungan nanti.
أما والله لو علم الأنام لما   *   خلقوا لما غفلوا وناموا
لقد خلقوا لما لو أبصرته   *   عيون قلوبهم تاهوا وهاموا
ممات ثم قبر ثم حشر      *     وتوبيخ وأهوال عظام
 Duhai kalau sekiranya manusia mengetahui
kenapa mereka diciptakan, tentu mereka tidak akan lalai
Mereka diciptakan, kalau mau merenunginya
Dengan mata hati tidaklah mereka menyia-yiakan
Adanya kematian, kubur lalu di giring ke padang masyhar
Membawa kehinaan dengan tulang yang berserakan

  1. Mengikuti hawa nafsu.
Sesungguhnya mengikuti hawa nafsu akan mengantarkan kepada kelalain, lalai kepada Allah Azza wa jalla dan kampung akhirat. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {وَأَمَّا مَنۡ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِۦ وَنَهَى ٱلنَّفۡسَ عَنِ ٱلۡهَوَىٰ ٤٠ فَإِنَّ ٱلۡجَنَّةَ هِيَ ٱلۡمَأۡوَىٰ} [النازعات: 40، 41]
"Dan Adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal(nya)".  QS an-Nazi'at: 40-41.
Dan Allah Subhanahu wa ta'ala telah menjadikan para pengekor hawa nafsu sebagai penentang kebenaran, dan dimasukan kedalam golongan orang-orang yang menentang kebenaran, hal itu sebagaimana yang difirmankan dalam firmanNya:
قال الله تعالى: {يَٰدَاوُۥدُ إِنَّا جَعَلۡنَٰكَ خَلِيفَةٗ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱحۡكُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ بِٱلۡحَقِّ وَلَا تَتَّبِعِ ٱلۡهَوَىٰ فَيُضِلَّكَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَضِلُّونَ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ لَهُمۡ عَذَابٞ شَدِيدُۢ بِمَا نَسُواْ يَوۡمَ ٱلۡحِسَابِ ٢٦} [ص: 26]
"Hai Daud, Sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan". QS Shaad: 26.

  1. Sibuk dengan pekerjaanya.

Tidak diragukan lagi bahwa seorang laki-laki sebagai kepala rumah tangga maka ia diperintahkan supaya mau bekerja dan mencari rizki yang halal untuk keluarganya, baik  bekerjanya itu dengan cara berdagang atau yang lainnya, hal itu bertujuan guna mencukupi kebutuhan hidup dirinya, keluarganya serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya.
Akan tetapi suatu kesalahan yang sangat fatal apabila pekerjaan ini berubah atau berdagangnya tersebut berubah menjadi sebab dari sebab-sebab kelengahan dirinya dari mengingat Allah Ta'ala dan negeri akhirat. Sehingga pekerjaannya menjadi tujuan utama yang menyibukan dirinya, lalai akan Allah Azza wa jalla.
Sedangkan orang-orang yang beriman memiliki sifat, diantara sifat tersebut adalah bahwasannya mereka tidak lalai dari Allah Subahanhu wa ta'ala dengan sebab perdagangan dan pekerjaan. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى: {فِي بُيُوتٍ أَذِنَ ٱللَّهُ أَن تُرۡفَعَ وَيُذۡكَرَ فِيهَا ٱسۡمُهُۥ يُسَبِّحُ لَهُۥ فِيهَا بِٱلۡغُدُوِّ وَٱلۡأٓصَالِ ٣٦ رِجَالٞ لَّا تُلۡهِيهِمۡ تِجَٰرَةٞ وَلَا بَيۡعٌ عَن ذِكۡرِ ٱللَّهِ وَإِقَامِ ٱلصَّلَوٰةِ وَإِيتَآءِ ٱلزَّكَوٰةِ يَخَافُونَ يَوۡمٗا تَتَقَلَّبُ فِيهِ ٱلۡقُلُوبُ وَٱلۡأَبۡصَٰرُ ٣٧} [النور: 36، 37]
"Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sholat, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang". QS an-Nuur: 36-37.

  1. Permainan dan olah raga.
Ini adalah salah satu penyebab terbesar dari lalainya seseorang oleh karena itu Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam telah memperingatkan agar tidak tenggelam didalam permainan yang mana sudah ada pada zamannya, dan beliau jelaskan bahwa hal tersebut adalah penyebab dari kelalaian.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas semoga Allah meridhoi keduanya dari Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang tinggal dipegunungan maka (sikapnya) menjadi keras (tidak paham sopan santun.pent), siapa yang mengikuti (sibuk) dengan hewan buruan maka dia (akan) lalai, dan barangsiapa yang senang mendatangi pintu penguasa (suka menjilat) maka dia akan terkena fitnah". HR Abu Dawud no: 2859 di shahihkan oleh al-Albani.
Al-Hafidhz Ibnu Hajar mengatakan: "Dalam hadits ada kemungkinan (maksudnya) adalah bagi orang yang terbiasa (sehari-harinya) melakukan hal tersebut sehingga dia tersibukkan dari perbuatan yang lain dari kewajiban dan amalan-amalan keagamaan lainnya".[2]

  1. Ingin menghibur diri  dan gaya hidup yang mewah.

Pada zaman sekarang gaya hidup yang mewah serta keinginan untuk selalu menyenangkan diri dapat terwujud dengan banyaknya tempat-tempat untuk bertamasya dan berekreasi yang  kebanyakan dibuat dengan teknologi yang modern dan canggih yang semua itu menjadikan manusia diatas kelalaian yang besar.
Dan gaya hidup mewah tersebut mencakup jalan-jalan keluar negeri, makan dilestoran yang mewah, makan dengan segala macam jenis makanan yang ada, yang sekarang sudah menjadi kebiasaan orang-orang mewah sehingga mereka habis waktunya hanya untuk sekedar menghidangkan serta menikmatinya.
Lihatlah kepasar serta supermarket bagaimana sibuknya manusia didalam mencari bahan untuk makan sehari-hari, mereka datang untuk membeli kebutuhan bahan pokok yang diinginkan tersebut.

  1. Lebih condong kedunia.

Tidak diragukan lagi bahwa termasuk penyebab seseorang menjadi lalai adalah cintanya ia kepada dunia dan condongnya hati kepada dunia, dikarenakan hal itu akan mengantarkan seseorang untuk melupakan introspeksi diri, enggan untuk mengoreksi apa yang semua telah dilakukan, menjadikan seseorang panjang angan-angannya mengharap kesenangan dan kemewahan yang terus menerus dan menjadikan enggan untuk bertaubat.
Kalau sekiranya ia keluarkan dalam hatinya kecintaan kepada dunia tidaklah mungkin ia akan lalai dari Allah Ta'ala dan kampung akhirat, dan  ia akan mengetahui bahwa dunia adalah tempat persinggahan bukan tempat untuk tinggal yang kekal, semuanya bisa didapat ketika dia mau melepas semua syahwatnya dan kemewahan hidup.

  1. Bergaul dengan orang-orang yang lalai.
Bergaul dengan orang-orang yang lalai adalah termasuk sebab terbesar menjadikan seseorang ikut menjadi lalai, hal itu sebagaimana yang Allah Ta'ala firmankan dalam al-Qur'an:
قال الله تعالى: {وَٱصۡبِرۡ نَفۡسَكَ مَعَ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ رَبَّهُم بِٱلۡغَدَوٰةِ وَٱلۡعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجۡهَهُۥۖ وَلَا تَعۡدُ عَيۡنَاكَ عَنۡهُمۡ تُرِيدُ زِينَةَ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَلَا تُطِعۡ مَنۡ أَغۡفَلۡنَا قَلۡبَهُۥ عَن ذِكۡرِنَا وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ وَكَانَ أَمۡرُهُۥ فُرُطٗا ٢٨} [الكهف: 28]
"Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas". QS al-Kahfi: 28.
Allah Ta'ala juga berfirman:
قال الله تعالى: {وَلَا تَكُونُواْ كَٱلَّذِينَ نَسُواْ ٱللَّهَ فَأَنسَىٰهُمۡ أَنفُسَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡفَٰسِقُونَ ١٩} [الحشر: 19]
"Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik". QS al-Hasyr: 19.

  1. Terlalu banyak mengerjakan hal-hal yang mubah.

Kelalaian bisa terjadi dengan terlalu banyak mengerjakan dan menyibukan dengan hal-hal yang mubah karena hal tersebut akan menjadikan hati menjadi keras.
Dan perhatikanlah keadaan manusia pada zaman sekarang, maka akan engkau dapati bahwa kebanyakan yang menjadi kesungguhan mereka adalah pada hal-hal yang mubah yang semua itu akan menjadikan mereka lalai dari Allah Azza wa jalla dan negeri akhirat.
Semoga kita menjaukan dari sifat sifat yang melalaikan, yang tercela, meninggalkan sesuatu karena menyepelekan masalah sederhana atau karena menolaknya karena tidak sesuai dengan selera sebagaimana poin yang diuraikan diatas.





[1] . Hilyah Auliya 7/220.
[2] . Fathul Bari 9/662.

Enhanced by Zemanta

Thanks for reading & sharing Sidikalang Sidiangkat

Previous
« Prev Post

0 Comments:

Post a Comment

Slide Rekomendasi Artike Blogger

Facebook

FOLLOW US @ INSTAGRAM

 Mengenang Pejuang Vetran Sumut Alm Kapten Basir Angkat
Rajbani Fundation. Powered by Blogger.

Tags

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

About

Valid XHTML 1.0 Transitional

< Text Back Links Exchange
Free Apple TM ani MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Recent Posts