Dalam konteks
pendidikan islam pendidik di sebut murabbi, mu’allim, muaddib, mudarris,
muzakki, dan ustadz.
1.
Murabbi
Istilah murabbi
merupakan bentuk (sighah) al-ism al fail yang berakar dari tiga kata. Pertama,
berasal dari kata raba,yarbu yang artinya zad dan nama (
bertambah dan tumbuh ). Contoh kalimat dapat di kemukakan, artinya, saya
menumbuhkannya. Kedua, berasal dari kata rabiya, yarba yang
mempunyai makna tumbuh (nasya’) dan menjadi besar ( tarara’). Ketiga,
berasal dari kata rabba , yarubbu yang artinya, memperbaiki,
menguasai, memimpin, menjaga, dan memelihara. Kata kerja rabba
semenjak masa Rasulullah sudah di kenal dalam ayat al-Qur’an dan Hadist nabi.
Firman Allah SWT :
Artinya: “Dan
ucapkanlah Wahai Tuhanku, sayangilah mereka berdua, sebagaimana ia telah
menyayangiku semenjak kecil. “ (Q.S. al-Isra’ : 24)
Dalam bentuk kata benda, kata rabba digunakan untuk Tuhan, hal
tersebut karena tuhan juga besifat mendidik, mengasuh, memelihara, dan bahkan
menciptakan. Firman Allah SWT:
Artinya: Segala puji
bagi Allah, Tuhan sekalian alam. (
Q.S. al-Fatihah:2).
Oleh karena itu istilah murabbi sebagai pendidik mengandung
makna yang luas,yaitu:
1.
Mendidik peserta didik agar kemampuannya terus
meningkat.
2.
Memberikan
bantuan terhadap peserta didik untuk mengembangkan potesnsinya.
3.
Meningkatkan
kemampuan pesrta didik dari keadaan yang kurang dewasa menjadi dewasa dalam
pola pikir, wawasan, dan sebagainya.
4.
Menghimpun
semua komponen-komponen pendidikan yang dapat mengsukseskan pendidikan.
5.
Memobilisasi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
6.
Bertanggung
jawab terhadap proses pendidikan anak.
7.
Memperbaiki
sikap dan tingkah laku anak dari yang tidak baik mnjadi yang lebih baik.
8.
Rasa
kasih sayang mengasuh peserta didik, sebagaimana orang tua mengasuh anak-anak
kandungnya.
9.
Pendidik
memiliki wewenang, kehormatan, kekuasaaan, terhadap pengembangan kepribadian
anak.
10.
Pendidik
merupakan orang tua kedua setelah orang tuanya di rumah yang berhak atas
petumbuhan dan perkembangan si anak.
Secara ringkas term murabbi sebagai pendidik mengandung
empat tugas utama yaitu:
1.
Memlihara
dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa.
2.
Mengembangkan
seluruh potensi menuju kesempurnaan.
3.
Mengarahkan
seluruh fitrah menuju kesempurnaan.
4.
Melaksanakan
pendidikan secara bertahap.
2.
Mu’allim
Mu’allim berasal
dari al-fi’l al-madhi ‘alama, mudhari’nya yu’allimu dan mashdarnya al-ta’lim.
Artinya, telah mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran. Kata mu’allim
memiliki arti pengajar atau orang yang mengajar. Istilah mu’allim sebagai
pendidik dalam Hadist Rasulullah adalah kata yang paling umum di kenal dan
banyak di temukan. Mu’allim merupakan al-ism al-fa’il dari ‘alama yang artinya
orang yang mengajar. Dalam bentuk tsulasi mujarrad, mashdar dari ‘alima adalah
‘ilmun, yang sering di pakai dalam bahasa indonesia disebut ilmu.
Dalam proses pendidikan istilah pendidikan yang kedua yang di kenal
sesudah al-tarbiyyat adalah al-ta’lim. Rasyid ridha, mengartikan al-ta’lim
sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu.
Firman Allah SWT:
Artinya: “Sebagaimana
(kami telah menyempurnakan nikmat kami kepadamu) Kami telah menutus kepadamu
Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepadamu Rasul diantara kamu
yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan kami mensucikan kamu dan
mengajarkan kepada kamu apa yang telah belum kamu ketahui.” (Q.S.
al_Baqarah : 251).
Berdasarkan ayat
di atas, maka mu’allim adalah orang yang mampu untuk merekonstruksi bangunan
ilmu secara sistematis dalam pemikiran peserta didik dalam bentuk ide, wawasan,
kecakapan, dan sebagainya, yang ada kaitannya dengan hakekat sesuatu. Mu’allim
adalah orang yang memiliki kemampuan unggul di bandingkan dengan peserta didik,
yang dengannya ia di percaya menghantarkan peserta didik ke arah kesempurnaan
dan kemandirian.
3.
Muaddib
Mu’addib merupakan al-ism
al-fa’il dari madhinya addaba. Addaba artinya mendidik, sementara mu’addib artinya orang yang
mendidik atau pendidik. Dalam wazan fi’il tsulasi mujarrad, mashdar aduba
adalah adaban artinya sopan, berbudi baik. Al-adabu artinya kesopanan.
Adapun mashdar dari addaba adalah ta’dib, yang artinya
pendidikan.
Secara bahasa mu’addib
merupakan bentukan mashdar dari kata addaba yang berarti memberi adab,
mendidik. Adab dalam kehidupan sehari-hari sering di artikan tata krama, sopan
santun, akhlak, budi pekerti. Anak yang beradab biasanya sering di
pahamisebagai anak yang sopan yang mempunyai tingkah laku yang terpuji.
Dalam kamus bahasa
arab, Al-mu’jam al-wasith istillah mu’addib mempunya makna dasar
sebagai berikut :
1. Ta’dib berasal dri kata “aduba-ya’dubu”yang berrti melatih,
mendisiplinkan diri untuk berprilaku yang baik dan sopan santun.
2. Kata dasarnya “adaba-yadibu” yang artinya mengadakan pesta
atau perjamuan yang berarti berbuat dan berprilaku sopan.
3. Addaba mengandung pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplin,
dan rmemberikan tindakan.
Dalam
kitab-kitab hadist dan kitab lain-lainya tentang agama islam, pengertian adab adalah
etiket atau tata cara yang baik dalam melakukan suatu pekerjaan, baik ibadah
ataupun mu’amalah. Karena itu ulama menggariskan adab—adab tertentu dalam
melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan
Hadist. Adab tertentu itu misalnya, adab memberikan salam, minta izin untuk
memasuki sebuah rumah, adab berjabat tangan dan berpelukan, adab hendak tidur,
adab bangun tidur,adab berwudhu, dan masih bnyak adab-adab yang lainnya yang
tdak bsa di sebutkan satu persatu, karena setiap pekerjaan kita sllu didasari
dengan adab.
Berdasarkan tinjauan etimologi di
atas, maka secara terminologi mu’addib adalah seorang pendidik yang
bertugas untuk menciptakan suasana belajar yang dapat menggerakkan peserta
didik untuk berprilaku atau beradab sesuai dengan norma-norma, tata susila, dan
sopan santun yang berlaku dalam masyarakat.
4. Mudarris
Secara
etimologi mudarris berasal dari bahsa arab, yaitu shigat al-ism al-fa’il
dari al-fi’il al-madhi darrasa.
Darrasa artinya mengajar sementara mudarris artinya guru, pengajar.
Kata yang mirip dengan mudarris adalah al-midras adalah suatu
rumah untuk mempelajari al-Qur’an, sama hal nya dengan al-midras orang
Yahudi, adalah suatu tempat untuk mempelajari kitab mereka. Dalam bentuk al-fi’il
al-madhi tsulasi mujarrad, mudarris berasal dari kata darasa,
mudhari’nya yadrusu mashdarnya darsan/dirasatan, artinya telah
mempelajari, sedang/akan mempelajari dan pelajaran. Mashdar dari darasa
adalah durusan, yang artinya hilang, hapus, buruk.
Secara terminologi mudarris adalah
orang yang memiliki kepekaan intelektual dan informasi, serta memperbaharui
pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan
peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih ketrampilan
sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.
Berdasarkan pengertian tersebut,
terlihat bahwa mudarris adalah orang yang mengajarkan suatu ilmu kepada orang
lain dengan metode-metode tertentu dalam membangkitkan usaha peserta didik agar
sadar dalam upaya meningkatkan potensinya. Dalam bahasa yang lebih ringkas
mudarris adalah orang yang dipercayakan sebagai guru dalam upaya membelajarkan
peserta didik.
5. Mursyid.
Mursyid adalah istilah lain yang di pergunakan untuk panggilan pendidik
dalam pendidikan islam. Secara etimologi istilah mursyid berasal dari bahasa
arab dalam bentuk al-ism al- ja’il
dari al-fi’al al-madhi rassyada artinya ‘allama; mengajar. Sementara
mursyid memiliki persamaan makna dengan kata al-dalil dan mu’allim,
yang artinya penunjuk, pemimpin, pengajar, dan istruktur. Dalam bentuk tsulasi
mujarrad mashdar nya adalah rusydan/ rasyadan, artinya balaghah
rasyadu ( telah sampai kedewasaanya). Al-rusydu juga mempunyai arti al-‘aqlu,
yaitu akal, fikiran,kebenaran, kesadaran, keinsyafan. Al-irsyad sama
dengan al-dilalah, al-ta’lim, al-masyurah artinya petunjuk,
pengajaran,nasehat, pendapat, pertimbangan, dan petunjuk.
Berdasarkan pengertian secara etimologi diatas, maka mursyid secara
terminologi adalah merupakan salah satu sebutan pendidik/guru dalam pendidikan
islam yang bertugas untuk membimbing peserta didik agar ia mampu menggunakan
akal fikirannya secara tepat, sehingga ia mencapai keinsyafan dan kesadaran
tentang hakekat sesuatu atau mencapai kedewasaaan berfikir. Mursyid
berkedudukan sebagai pemimpin, penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta didiknya
agar ia memperoleh jalan yang lurus.
6.
Muzakki
Sebagaimana istilah yang di pakai untuk pendidik sebelumnya, maka muzakki
juga merupakan kalimat ism dalam bahasa arab dengan shigat al-ism al-fa’il atau
yang melakukan suatu perbuatan. Muzakki berasal dari al-fi’il madhi
empat huruf, yaitu zakka yang artinya nama dan zakka adalah
menyucikan, membersihkan, memperbaiki, dan menguatkan. Dalam bentuk kata lain
terdapat juga tazakka artinya tashaddaq, yakni memberi sedekah,
berzakat, menjadi baik bersih. Azzakat sama artinya dengan al-Thaharat
dan Al- Shadaqat, yakni kesucian, kebersihan, shadaqat, dan zakat.
Berdasarkan pembahasan secara bahasa di atas, maka secara istilah
muzakki adalah orang yang membersihkan, mensucikan sesuatu agar ia menjadi
bersih dan suci terhindar dari kotoran. Apabila di kaitkan dengan pendidikan
islam, maka muzakki adalah pendidik yang bertanggung jawab untuk
memelihara, membimbing, dan mengembangkan fitrah peserta didik, agar ia selalu
berada dalam kondisi suci dalam keadaan ta’at kepada allah terhindar dari
perbuatan yang tercela.[1]
Benarkah...? Industri Musik menggilas kesadaran kecerdasan pikiran
Industri musik mengacaukan lantunan ayat - ayat suci menjadi bait yang
kering makna....
Mari kita baca karya Iwan Awaluddin Yusuf[1]
awalnya musik berkembang melalui upacara adat/keagamaan sebagai instrumen latar dalam proses ritual. Drum yang kita kenal dan dijual bebas saat ini awalnya adalah salah satu alat yang digunakan dalam ritual keagamaan di Afrika. Dalam perkembangannya industrialiasi musik mengubah fungsi musik menjadi panggung hiburan dengan segala hiruk-pikuk dan ornamennya.
Perkembangan industri musik di kawasan Eropa dan Amerika sebenarnya dimulai dari penjualan tulisan lirik lagu dan pencetakan sheet musik (notasi). Perusahaan paling tersohor kala itu adalah ”Tin Pan Alley” yang memproduksi notasi musik untuk konsumsi para musisi dan penyanyi terkenal.
Selama akhir tahun 1800-an sampai dengan awal tahun 1900-an, berkembang aktivitas re-produced music dengan menggunakan perlengkapan mekanik berbentuk music box/Nickelodeons untuk konsumsi publik. Pada tahun 1877 Thomas Edison menemukan teknologi rekaman akustik. Ia berhasil membuat phonograf (terbuat dari silinder yang diputar) dan berfungsi sebagai alat untuk memainkan musik rekaman. Beberapa tahun kemudian, yakni tahun 1882, Emile Berliner menyempurnakannya dengan model baru yang diberinama gramophone (seperti halnya phonograf tapi berbentuk flatdisk). Pada tahun 1890 Lippincot memulai penggunaan koin untuk mengoperasikan phonograf di Penny Arcades (sebuah arena hiburan komersial).
Tahun 1906 Victor Talking Machine Company memperkenalkan phonograf yang lebih sederhana sehingga dapat dinikmati di rumah-rumah. Salah satu merek phonograf yang paling populer kala itu adalah “Victrola”. Phonograf berkembang pesat dan menjadi produk massal. Pada akhir Perang Dunia II, lebih dari 2 juta phonograf jenis ini laku setiap tahun. Rekor penjualan terjadi pada kurun waktu 5 tahun, yakni tahun 1914 dengan penjualan 23 juta unit menjadi 107 juta unit pada tahun 1919.
Setelah Perang Dunia II, industri musik Amerika diramaikan jenis kelahiran musik baru yang sangat berpengaruh, yakni musik rock. Rock merupakan musik populer di Amerika yang merefleksikan pencampuran budaya di negara itu. Rock, khususnya jenis rock ‘n roll dianggap mampu menekan perbedaan/kesenjangan selera muda dan tua (isu di tahun 1950-an). Rock adalah musik yang menyatukan berbagai genre musik sebelumnya, yakni:Rhytm & Blues (R&B) yang dikenal sebagai musik rakyat, musiknya orang kulit hitam, dan kental akan isu ras; Country & Western (C&W) yang berbasis pada gitar dengan topik lagu berkisar pada kmiskinan, kerasnya hidup, cerita tentang kesedihan, dan sebagainya;White Popular (POP) dicirikan oleh musik/lirik yang sentimental. Musik POP seringkali diidentifikasikan dengan simbol sex, uang, kekuasaaan, status, dsb; serta Jazz yang dikenal sebagai musik dengan bercitarasa tinggi dan kaya akan improvisasi.
Jika dipetakan, perkembangan dan kemajuan yang mendorong tumbuhnya industri musik di Amerika dapat disederhanakan dengan titik tonggak sejarah penting sebagai berikut:
Pertama, masa penemuan, eksperimentasi dan eksploitasi, yang berlangsung pada akhir tahun 1800-an sampai Awal tahun 1900-an. Ditandai dengan beberapa persitiwa:
- Penemuan awal yang menjadi cikal bakal recorded music. Di antaranya phonograf, monograf, gramofon, dsb. Temuan ini kemudian diproduksi massal dan menjadi konsumsi publik.
- Ditemukannya electriomagnetic recording dan diproduksi secara massal oleh Minnesota Mining and Manufacturing Company (3M).
- Dikembangkan record & record player. Dalam hal ini Peter Goldmark memperkenalkan microgroove 33 1/3 rpm long playrecord yang mampu menyajikan musik selama 25 menit.
- Dikenalnya marketing procedur. Di masa ini dikenal adanya konsep straight line marketing system yang merangkaikan kepentingan manufaktur ,distributor, retailer, dan consumer. Di era ini pun semakin disadari pentingnya kontrol sehubungan dengan penyanyi, musisi, studio, dan manufaktur untuk menghasilkan rekaman yang berkualitas.
- Lahirnya aliran musik rock yang sangat luas dinimkati masyarakat, menyebabkan animo terhadap industri rekaman semakin besar.
Kedua, pada pertengahan tahun 1960-an, industri musik pun masih cukup melambung tinggi. Hal ini didukung oleh beberapa faktor:
- Penemuan FM Radio menyebabkan kualitas dan daya jangkau pemutaran musik semakin luas. Kondisi ini menyebabkan meningkatnya penjualan kaset.
- Keuntungan yang besar dalam bisnis musik menyebabkan pengusaha rekaman berlomba-lomba menciptakan “bintang” dengan suatu rekayasa kerjasama.
- Perkembangan musik kala itu bermakna lebih dalam karena menyangkut keterlibatan sikap budaya (cultural involvement). Contoh: musik rock merupakan bagian yang cukup vital dalam menyampaikan opini tentang anti perang dan merefleksikan realitas politik/penyimpangan budaya.
Ketiga, Pada tahun 1970-an saat Amerika dilanda krisis ekonomi, perkembangan bisnis musik pun mengalami berbagai hambatan. Semuanya dapat berjalan normal kembali karena terobosan, kreativitas, dan teknologi yang dikembangkan dalam industri rekaman. Salah satu yang menonjol adalah Music Video yang berkembang di tahun 1983. Michael Jackson menjadi ikon perkembangan industri musik kala itu. Kehadiran Music Television (MTV) yang dirilis pada tahun 1981 juga telah membawa pengaruh besar pada perkembangan music recording dewasa ini. Pengaruh MTV sebagai barometer musik dunia mau tak mau mempengaruhi tren musik bagi masyarkat, terutama kaum muda.
Perkembangan Musik di Indonesia
Di luar akar budaya musik tradisonal Indonesia yang telah terbentuk selama ratusan tahun, pada abad XX, perubahan dalam teknologi rekaman dan praktik pemasaran ala Barat mempengaruhi pola produksi dan konsumsi musik di Indonesia. Menurut Sen dan Hill (2001:194-195), alat musik gramofon buatan Amerika diimpor ke Hindia Belanda pada awal tahun 1900-an. Saat itu, menurut catatan sejarah, terdapat tiga perusahaan rekaman milik orang Cina, dua antaranya berada di Batavia dan satu berada di Surabaya. Perusahaan rekaman milik orang Cina ini beroperasi melayani permintaan pasar kecil di kalangan elit perkotaan (Ensikopedi Musik, 1992: 237-238).
Pada tahun 1951, sebuah perusahaan pribumi bernama IRAMA mulai memproduksi rekaman piringan hitam. Pada 1954 perusahaan rekaman REMACO dan DIMITA juga melakukan hal serupa. LOKANANTA, perusahaan rekaman milik negara yang didirikan di Solo tahun 1955 segera mendominasi industri rekaman dalam negeri dan berfokus pada musik-musik Jawa. Dominasinya berlangsung singkat kerena perubahan teknologi pada tahun 1960-an mengakibatkan masuknya perusahaan serta teknik produksi yang baru dalam industri musik di seluruh dunia, termasuk Indonesia (Sen dan Hill, 2001: 195).
Tanggal 17 Agustus 1959 saat Presiden Soekarno membacakan pidato Manifesto Politik, mendesak anak-anak muda untuk melawan kebudayaan dari negara-negara nekolim (Neo-Kolonialisme dan Imperialis Barat) termasuk musik-musik ala Barat yang dianggapngak-ngik-ngok. Kritik ini melahirkan tumbuhnya musik pop Indonesia yang lebih nasionalistis (Sen dan Hill, 2001: 195). Selain itu juga terjadi pelarangan pemutaran musik-musik barat, dan pembakaran kaset yang dinilai mengusung semangat Amerikanisasi dan westernisasi.
Perubahan politik dari Orde Lama ke Orde Baru pada 1965-1966 membuka kembali pasar musik Indonesia bagi produk Barat dan mendorong tumbuhnya berbagai kelompok band pop baru. Lagu-lagu yang sebelumnya dilarang digabungkan dengan aliran musik pop mereka. Lagu-lagu dari grup band Barat seperti Rolling Stone dan Deep Purple, atau dari Indonesia seperti Rollies dan God Bless terus-menerus dimainkan di stasiun-stasiun radio amatir dan pertunjukan konser musik rock di berbagai kota besar di Indonesia selalu dipenuhi penonton (Hatley, dalam Sen dan Hill, 2001: 197).
Pada tahun 1990-an industri musik Indonesia berjaya di Asia Tenggara. Menurut data yang dihimpun Sen dan Hill (2001: 199) dari Euromonitor, International Marketing Data and Statistics (1997), industri musik Indonesia termasuk kecil di dunia, namun tergolong paling besar di Asia Tenggara. Angka resmi tahun 1995 (tidak termasuk bajakan) menunjukkan bahwa total eceran musik rekaman di indonesia mencapai hampir US$ 290 juta, kurang dari US$ 12880 juta angka penjualan di Amerika. Sebagai perbandingan, angka penjualan musik di Filipina hanya 16% dari penjualan di Indonesia, di Singapura hanya 31%, Malaysia 50%, dan Thailand 65%.
[1] Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Islam Indonesia, peneliti di Pusat Kajian Media dan Budaya Populer (PKMBP) dan Pemantau Regulasi dan Regulator Media (PR2MEDIA), Yogyakarta.