Dampak yang sangat signifikan dari UN yang bermasalah menjadi bukti ini hasil sebanyak 4.564 siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat di Sumatera Utara dinyatakan tidak lulus ujian nasional (UN) tahun 2013.
Sekretaris Dinas Pendidikan Sumut Hendri Siregar merinci dari 4.564 peserta UN yang tidak lulus tersebut, 1.616 orang (1,96%) merupakan siswa Sekolah Menengah Kejuruan dan 2.948 orang (2,51%) adalah siswa SMA dan Madrasah Aliyah.
Peserta yang tak lulus UN itu bagian dari 82.425 siswa yang mengikuti ujian. Adapun dari seluruh siswa SMA/MA yang tidak lulus UN, 736 orang adalah jurusan IPA, 2.196 orang adalah jurusan IPS; 10 siswa dari jurusan bahasa dan 6 siswa dari jurusan agama.
"Kami belum dapat menyampaikan hasil secara rinci dan detail, karena hasilnya baru akan dicetak hingga tengah malam nanti, bahkan sampai besok pagi. Kami mohon maaf karena hasil UN Sumut baru kami terima dari panitia pusat ," kata Hendri Siregar kepada wartawan, Kamis 23 Mei 2013.
Menurut Hendri tingkat kelulusan tahun 2013 menurun dibanding tahun sebelumnya yang hanya 0,08 persen. Namun, Hendri mengaku belum bisa menganalisis penyebab penurunan kelulusan tersebut. Dia tidak menampik kemungkinan penyebabnya adalah kacau balaunya distribusi naskah UN.
"Penyebabnya kami belum bisa analisis. Ya, mungkin saja salah satunya karena itu (keterlambatan naskah UN)," katanya. Besok, sambung Henri, hasil ujian itu akan di umumkan resmi.
Semoga kejadian seperti tahun ini tak terulang di masa akan datang, siapa sih anaknya yang tak ingin lulus UN. Tentunya tak ada, Oleh karena itu nasi telah jadi bubur kepada yang Lulus selamat atas kelulusannya, bagi yang tidak lulus jangan bersedih dan putus asa hari esok akan lebih baik lagi yakinlah kegagalan hanya keberhasilan yang tertunda.
Semoga juga kebijakan UN ditahun depan lebih memberdayakan otoritas guru dalam meluluskan muridnya ini adalah amanat dalam undang undang, sehingga nantinya setelah dievaluasi UN menjadi yang terukur dan bermartabat.
( Dan kepada (penduduk) Mad-yan (Kami utus) saudara mereka, Syu`aib. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tiada Tuhan bagimu
selain Dia. Dan janganlah kamu kurangi takaran dan timbangan,
sesungguhnya aku melihat kamu dalam keadaan yang baik (mampu) dan
sesungguhnya aku khawatir terhadapmu akan azab hari yang membinasakan
(kiamat)."QS HUD 84)
Dapatlah kita menelusuri betapa kos yang mahal bila jual beli kita masih diselimuti kabut kebodohan yang berdampak ketepurukan dunia dan akhirat. Ini bisa kita lihat betapa entitas di dalam komenitas kita entah itu dimana saja di geliat seluruh perdagangan utamanya yang terkecil di seputaran pasar-pasar tradisional dan modern. Tidak akuratnya alat ukur yang digunakan dalam transaksi jual beli
telah membuat konsumen harus menanggung kerugian sekitar Rp 1,7 triliun
per tahun. Untuk itu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mencanangkan
enam daerah tertib ukur pada tahun ini.
Yaitu Gorontalo, Tebing Tinggi, Padang, Mojokerto, Tanjung Balai,
Karimun. Menurut Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, pencanangan daerah
bebas salah ukur ini dilakukan untuk melindungi konsumen.
"Kunci melindungi konsumen ini adalah lewat kebenaran pengukuran," kata Gita di Jakarta, Selasa (21/5/2013).Liputan.com
Gita mengakui hingga kini masih banyak daerah yang belum memiliki standar pengukuran. Padahal, jaminan kebenaran dalam hal penggunaan alat ukur tidak hanya memiliki peran dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, tetapi menjadi hal yang penting peranannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Mungkin karena retribusi pelayanan tidak sebanding, makanya pemerintah daerah malas membuat pelayanan," ungkap Gita.
Untuk itu, pemerintah tahun ini berencana mengalokasikan Rp 51 miliar untuk 12 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di daerah. Dana itu disiapkan untuk untuk membangun infrastruktur beserta alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP). Pada tahun lalu, pemerintah menetapkan empat daerah yang masuk kategori tertib ukur yakni Solo, Singkawang, Balikpapan dan Batam.
"Kunci melindungi konsumen ini adalah lewat kebenaran pengukuran," kata Gita di Jakarta, Selasa (21/5/2013).Liputan.com
Gita mengakui hingga kini masih banyak daerah yang belum memiliki standar pengukuran. Padahal, jaminan kebenaran dalam hal penggunaan alat ukur tidak hanya memiliki peran dalam memberikan perlindungan kepada konsumen, tetapi menjadi hal yang penting peranannya dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.
"Mungkin karena retribusi pelayanan tidak sebanding, makanya pemerintah daerah malas membuat pelayanan," ungkap Gita.
Untuk itu, pemerintah tahun ini berencana mengalokasikan Rp 51 miliar untuk 12 Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) di daerah. Dana itu disiapkan untuk untuk membangun infrastruktur beserta alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya (UTTP). Pada tahun lalu, pemerintah menetapkan empat daerah yang masuk kategori tertib ukur yakni Solo, Singkawang, Balikpapan dan Batam.
Mungkin bukan hanya saya andapun demikian pernah merasakan ketika berbelanja sang pedagang telah menset timbangannya sedemikian rupa hingga mereka memanipulasi mengurangi takaran tersebut.
Selama Hampir setahun saya meriset di kawasan pusat pasar di kab. Dairi masih banyak yang belum menyadari pentingnya Jual beli yang bersih. Dampak buruk ini justru menjadi hal bukan rahasia umum bagi ibu-ibu yang berbelanja. bahkan mereka tahu persis pedagangnya. dan itu sangat dimaklumi akibat dari kebiasaan tanpa salah dan dosa.
Dengan adanya kepedulian pemerintah ini sebuah langkah untuk menyadarkan kepada pedagang Infrastruktur sudah disiapkan tinggal kita para pedagang agar menyikapi dengan bijak agar daerah kita termasuk katagori tertib ukur. Sebuah cita-cita modernitas di Melenium Baru masyarakat Madani. Amin
Google Fiber yang baru diterapkan di Kansas City, Amerika Serikat, adalah salah satu jaringan internet terkencang di dunia dengan kecepatan 1 Gbps.
Nah, rekor itu baru saja dipecahkan oleh sebuah provider internet asal Jepang, So-net, cabang perusahaan raksasa elektronik Sony, yang menawarkan layanan internet fiber optic baru bernama "Nuro" untuk penduduk Tokyo, Jepang.
Kecepatannya? 2 Gbps atau dua kali lipat Google Fiber. Pihak So-net mengklaim koneksi internet ini adalah yang tercepat di dunia.
Nuro menggunakan jaringan Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) Jepang yang kabarnya sanggup mencapai kecepatan downstream 2,488 Gbps.
Yang tak kalah menarik adalah harganya. So-net hanya mematok biaya bulanan senilai 50 dollar AS atau sekitar Rp 490.000, lebih rendah dari Google yang menarik biaya 70 dollar AS.
Meski begitu, seperti dilaporkan oleh Tech Spot, ada biaya instalasi sebesar 540 dollar AS yang harus dibayar sebelum pelanggan So-net bisa menikmati kecepatan koneksi luar biasa tersebut.
Kemungkinan biaya tersebut diperlukan untuk memasang kabel fiber optic menuju rumah pelanggan yang belum tercakup oleh jaringan So-net. Sebaliknya, pelanggan Google Fiber tidak perlu menanggung biaya ini karena sudah ditanggung oleh Google.
So-net pun mensyaratkan sistem kontrak selama dua tahun, dua kali lebih lama dari kontrak satu tahun yang disyaratkan Google.
Tokyo sendiri adalah tempat yang cocok untuk membangun koneksi internet berbasis fiber. Di sini, sekitar 25 persen rumah tangga telah menggunakan koneksi internet kabel serat kaca itu.
Nah, rekor itu baru saja dipecahkan oleh sebuah provider internet asal Jepang, So-net, cabang perusahaan raksasa elektronik Sony, yang menawarkan layanan internet fiber optic baru bernama "Nuro" untuk penduduk Tokyo, Jepang.
Kecepatannya? 2 Gbps atau dua kali lipat Google Fiber. Pihak So-net mengklaim koneksi internet ini adalah yang tercepat di dunia.
Nuro menggunakan jaringan Gigabit-capable Passive Optical Network (GPON) Jepang yang kabarnya sanggup mencapai kecepatan downstream 2,488 Gbps.
Yang tak kalah menarik adalah harganya. So-net hanya mematok biaya bulanan senilai 50 dollar AS atau sekitar Rp 490.000, lebih rendah dari Google yang menarik biaya 70 dollar AS.
Meski begitu, seperti dilaporkan oleh Tech Spot, ada biaya instalasi sebesar 540 dollar AS yang harus dibayar sebelum pelanggan So-net bisa menikmati kecepatan koneksi luar biasa tersebut.
Kemungkinan biaya tersebut diperlukan untuk memasang kabel fiber optic menuju rumah pelanggan yang belum tercakup oleh jaringan So-net. Sebaliknya, pelanggan Google Fiber tidak perlu menanggung biaya ini karena sudah ditanggung oleh Google.
So-net pun mensyaratkan sistem kontrak selama dua tahun, dua kali lebih lama dari kontrak satu tahun yang disyaratkan Google.
Tokyo sendiri adalah tempat yang cocok untuk membangun koneksi internet berbasis fiber. Di sini, sekitar 25 persen rumah tangga telah menggunakan koneksi internet kabel serat kaca itu.
Table 1. Altera and Partner Offerings for GPON Applications | |
GPON Application | Solution Elements |
---|---|
Optical Line Termination (OLT) MAC | Stratix V FPGAs, Stratix IV GX FPGAs, HardCopy V ASICs, HardCopy IV ASICs |
Ethernet MAC | 10/100/1000 MAC and 10-Gbit MAC cores from MoreThanIP |
Traffic Aggregation and Management | From Altera:
|
20-Gbps Packet Processing | Packet processing modules and framework from Altera, including:
|
Sumber :
www.altera.com