Home » » Bina’a al MASJID

Bina’a al MASJID

Mengulas Kembali diawal perjalanan Rasulullah seorang sahabat Rasul yang bernama Kalsum ibnu Hadim adalah seorang yang pertama kali menyabut Rasulullah Saw di Quba.. Selanjutnya Rasulullah disambut dengan Solawat Badar “Talaul Badru alaina minsaniati wada”…(Telah datang bulan Ketika ada orang berda’wah) dan datang kerumah Abu Ayub Al Ansori ( kisah yang menarik rumah abu ayub al ansori ketika itu berlantai dua. Rasul dilantai Atas Abu ayub suka memberi makan malam pada Rasul dan ketika sisa dari makan/ disebut dengan Tsufla/dimakan keluarga ayub kembali sebagai suatu keberkahan) Rasulullah mendirikan Masjid Quba Rasulullah Membangun Masjid dengan lahan seluas 100 Dziro. 1 dziro sama dengan 48 cm luasnya berarti 48 meter. Tanah itu milik anak yatim sebagai wakil perantaranya adalah asad bin Juroroh dia mengadopsi anak yang bernama Sahl dan Suhail bin’amr, Sebenarnya Kedua anak itu hendak memberikan tanah tersebut secara Cuma-Cuma. Tetapi rasulullah membeli dengan harga 10 Dinar. Jika nilai kurs 1 dinar adalah 4,25 gram =20 qirot (1 Gram emas Rp.400 ribu) maka harganya sebesar 17 Juta rupiah.
Sementara Luas Rumah Rasulullah Tidak Lebih dari 3 kali luas ukuran Sebuah kuburan Dikisahkan juga, tanah untuk membangun masjid tersebut semula adalah tempat penjemuran kurma dan bekas kuburan orang jahudi. Diatasnya tumbuh pohon qurma dan beberapa pohon lainnya. Lalu, tempat tersebut dibersihkan oleh para sahabat. Kalangan Ansor dan Muhajirin bahu membahu membangun masjid. Nabi juga terlihat membawa batu bata untuk pembangunan tersebut. Melihat apa yang dilakukan nabi para sahabat semakin bersemangat seolah olah mendapatkan energi baru. Sebab panutan mereka juga meneteskan keringatnya untuk sebuah idialisme islam . Panjang dan lebar Masjid tersebut sekitar 100 hasta, sedangkan fondasinya sekitar tiga hasta. Pohon-pohon qurma ditebang dan dijadikan symbol kiblat yang pada saat itu masih menghadap ke Masjid Aqsha di Yerusalem . Tembok mesjid ini dibuat dari batubata.
Menurut Muhamad al Ghazali, masjid dibangun Nabi dan para sahabat merupakan sebuah mesjid yang sangat sederhana. Lantainya dari pasir dan kerikil. Atapnya dari dahan daun pohon kurma. Penyanggahnya adalah batang pohon qurma. Jika turun hujan, lantainya langsung becek.
Masjid Quba terletak sekitar 5 km dari Masjid Nabawi. Masjid ini juga dinamakan Masjid Taqwa sebagaimana disebutkan didalam Alquran “.. Sesungguhnya Masjid yang didirikan diatas landasan Taqwa (Masjid Quba) sejak hari pertama adalah lebih pantas kamu sholat didalamnya. Didalamnya terdapat orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih”
Demikianlah” Bina’a Al Masjid” Masjid Quba menjadi momentum atau tonggak dalam sejarah perjuangan Nabi Muhammad Saw menyebarkan Da’wah Islam. Membangun Masjid dengan mempersaudarakan kaum muslim baik Muhajirin maupun Ansor. Dan Membuat Aturan undang-undang (Dustur) Muslim diluar muslim secara umum dan secara khusus antara Orang Jahudi. Sebab ketika itu orang-orang Jahudi menempati kota itu jauh sebelum islam datang orang-orang jahudi sudah menjadi pribumi di yasrib, khusususnya kalangan awz dan khazraj yang merupakan kelompok mayoritas. Bahkan lebih jauh kebelakang sejarah lebih lanjut pada sebuah peristiwa bersejarah masa nabi Nuh dikisahkan ketika Allah memberi atau menurunkan azab melalui banjir, Nabi Nuh bersama pengikutnya yang berada didalam perahu terdampar ditempat ini, namun mereka tidak tinggal lama di Yasrib karena memilih tinggal di Juhfah.
Ketika malam menjelang di dalam masjid belum disarankan rasulullah memakai lampu Begitu mujahadahnya hingga melewati beberapa tahun kemudian memakai lampu semacam lampu teplok. Sangat jelas bahwa dengan demikian keberkahan turun dari langit menuju tempat ibadah yaitu Masjid selanjutnya menyebar kerumah-rumah. Fungsi dan peran Masjid menjadi Sentral tempat umat berzikir berjihat dan berijtihad keberkahan sebagai tempat talim wa ta’lum, bermusyawarah sehingga terhimpunlah jemaah dan selanjutnya umat lebih memuliakan Masjid dan adab adabnya sehingga kedamaian dan ketentraman bhatin dirasakan kesejukan dalam aktifitas kehidupan sehingga kebahagiaan ukhwah Islamiah dan suasana islam menyejukan dan menambah rasa syukur kehadirat illahi. Keseluruhan aktitifitas dilakukan mengarahkan umat kepada pembentukan pribadi dan umat bertakwa kepada Allah Swt.
Karena itu, masjid sebagaimana dibangun Nabi, mempunyai makna yang sangat istimewa. Sebab, di masjid tersebut lahir generasi unggulan yang soleh , cerdik dan mempunyai kepekaan sosial berkat da’wah pencerdasan dan pemberdayaan didalamnya. Karena itu memakmurkan mesjid pada hakekatnya memakmurkan umat agar senatiasa menggantungkan hatinya pada Allah Swt dan mengepalkan tangannya untuk kebajikan dimuka bumi.
Masjid merupakan sentral peradaban umat islam. Dari keyakinan kalimat Thoyibah (Tauhid) La illa ha illallah terbentuklah sebuah komitmen yang kokoh utuk melakukan pengabdian demi tegaknya keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian. Hal inilah yang ditekankan Nabi Muhammmad Saw sebagaimana tercermin dalam Khutbahnya pertama di Masjid Quba “ Wahai Manusia, Hendaklah kalian dahulukan kepentingan orang lain dari pada kepentingan diri kalian sendiri. Jika kalian mampu menghindari dari neraka walau hanya dengan sebutir kurma, maka lakukanlah, dan jika tidak bisa, hendaknya bertutur katakanlah yang santun.”
Kata Masjid berasal dari kata “sajada” yang berarti sujud atau menyebah. Secara terminology masjid adalah “Suatu bangunan atau gedung atau suatu lingkungan yang berpagar sekelilingnya yang didirikan secara khusus sebagai tempat beribadah kepada Allah SWT, lebih khusus untuk mendirikan sholat” Dari sinilah dapat kita simpulkan bahawa hakikat mesjid adalah suatu binaan yang didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan shalat yang dipakai secara umum. Sehingga sebutan mesjid tidak ditekankan pada segi bentuknya, tetapi dari segi penggunaannya. Dikarenakan oleh itu suatu binaan yang bentuknya mirip dengan masjid tidak dapat disebut masjid jika tidak difungsikan sebagaimana fungsi Masjid. Sebab penyebutan Masjid harus memperhatikan segi penggunaan bukan bentuk fisik bangunannya.
Didalam Alqur’an kata mesjid disebutkan sebanyak lebih kurang 21 kali dalam berbagai ayat dan surat yang ada. Salah satu ayat yang menceritakan tentang masjid dalam AlQuran adalah surah Taubah ayat 17-18 yakni artinya :” Tidaklah pantas orang-orang Musyrik itu mereka sendiri kafir, itulah orang orang yang sia-sia pekerjaannya dan mereka kekal didalam neraka. Hanya yang memakmurkan masjid masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan Zakat dan tidak takut pada siapapun selain Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” Didalam Surah berikutnya Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan menghalangi manusia dari jalan Allah dan Masjidil haram yang telah kami jadikan untuk semua manusia, baik yang bermukim disitu maupun dipadang pasir siapa yang bermaksud didalamnya melakukan kejahatan secara zalim, niscaya akan Kami rasakan kepadanya sebagian siksa yang pedih.
Selanjutnya dinyatakan sebuah Masjid harus dibangun atas dasar ketakwaan kepada Allah Swt .hal ini dinyatakan dalam surah At Taubah 109 “Maka apakah orang-orang yang mendirikan Masjidnya di atas dasar ketaqwaan kepada Allah dan Keridhaan –Nya itu yang baik ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia kedalam Neraka Jahanam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zalim.
Dengan demikian manusia tidak bisa menghilangkan perasaan butuh kepada agama. Hal ini dikarenakan agama adalah kebutuhan Fitrah manusia Sebagaimana di sitir dalam Alquran “ maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Allah; tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya”. (Arrum 30)
Akhirnya marilah kita segerakan dengan senantiasa memakmurkan masjid-masjid Allah di penjuru Bumi, yang kenyataan didepan mata kita sendiri betapa sedikitnya generasi kita dan kaum tua kita yang sholat di masjid lima kali sehari. Hanya hari hari tertentu seperti hari jum’at dan bulan ramadhan serta di hari raya saja. Sedemikian pentingnya pengorbanan terhadap agama terutama dengan fisabilillah kita berhijrah dari sifat-sifat yang buruk menuju kebaikan dunia dan akhirat. Sebagai mana Hadits Rasulullah “Mayuridullaha bihi khairan yufaqihu fiddin” Barang siapa yang Allah berikan kebaikan maka Allah akan memberi kepahaman agama.

Thanks for reading & sharing Sidikalang Sidiangkat

Previous
« Prev Post

0 Comments:

Post a Comment

Slide Rekomendasi Artike Blogger

Facebook

FOLLOW US @ INSTAGRAM

 Mengenang Pejuang Vetran Sumut Alm Kapten Basir Angkat
Rajbani Fundation. Powered by Blogger.

Tags

Contact Form

Name

Email *

Message *

Followers

About

Valid XHTML 1.0 Transitional

< Text Back Links Exchange
Free Apple TM ani MySpace Cursors at www.totallyfreecursors.com

Recent Posts